Material komposit adalah material yang terbuat dari dua bahan atau lebih yang tetap terpisah dan berbeda dalam level makroskopik selagi membentuk komponen tunggal.
Bahan komposit (atau komposit) adalah suatu
jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih
bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama lainnya baik itu sifat
kimia maupun fisikanya
dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut (bahan komposit).
Bahan komposit memiliki banyak keunggulan, diantaranya
berat yang lebih ringan, kekuatan dan kekuatan yang lebih tinggi, tahan korosi dan memiliki biaya perakitan yang
lebih murah karena berkurangnya jumlah komponen dan baut-baut penyambung. Kekuatan tarik dari komposit serat karbon lebih tinggi daripada
semua paduan logam. Semua itu menghasilkan berat pesawat yang lebih ringan,
daya angkut yang lebih besar, hemat bahan bakar dan jarak tempuh yang lebih
jauh.
Militer Amerika Serikat adalah pihak yang pertama kali
mengembangkan dan memakai bahan komposit. Pesawat AV-8D mempunyai kandungan bahan
komposit 27% dalam struktur rangka pesawat pawa awal tahu 1980-an. Penggunaan
bahan komposit dalam skala besar pertama kali terjadi pada tahun 1985. Ketika
itu Airbus A320 pertama kali terbang
dengan stabiliser horisontal dan vertikal yang terbuat dari bahan komposit.
Airbus telah menggunakan komposit sampai dengan 15% dari berat total rangka
pesawat untuk seri A320, A330 dan A340.
Contoh material komposit
- Plastik diperkuat fiber:
- Diklasifikasikan
oleh jenis fiber:
- Wood (cellulose fibers in a lignin and hemicellulose matrix)
- Carbon-fibre reinforced plastic atau CRP
- Glass-fibre reinforced plastic atau GRP (informally,
"fiberglass")
- Diklasifikasikan
oleh matriks:
- Komposit
Thermoplastik
- long fiber thermoplastics or long fiber reinforced
thermoplastics
- glass
mat thermoplastics
- Thermoset Composites
- Metal matrix composite MMC:
- Cast iron putih
- Hardmetal (carbide in metal matrix)
- Metal-intermetallic laminate
- Ceramic
matrix composites:
- Cermet (ceramic and metal)
- concrete
- Reinforced carbon-carbon (carbon fibre in a graphite matrix)
- Bone (hydroxyapatite reinforced with collagen fibers)
- Organic
matrix/ceramic aggregate composites
- Chobham armour (lihat composite armour)
- Engineered wood
- Plywood
- Oriented strand board
- Wood plastic composite (recycled wood fiber in polyethylene matrix)
- Pykrete (sawdust in ice matrix)
- Plastic-impregnated
or laminated paper or textiles
Serat kaca (glass fibre)
adalah material yang umum digunakan sebagai serat. Namun, teknologi komposit
saat ini telah banyak menggunakan karbon murni sebagai serat. Serat karbon
memiliki kekuatan yang jauh lebih baik dibanding serat kaca tetapi biaya
produksinya juga lebih mahal. Komposit dari serat karbon memiliki sifat ringan
dan juga kuat. Komposit jenis ini banyak digunakan untuk struktur pesawat
terbang, alat-alat olahraga, dan terus meningkat digunakan sebagai pengganti
tulang yang rusak.
Selain serat kaca, polimer
yang biasanya menjadi matriks juga dapat dipakai sebagai serat atau penguat.
Contohnya, kevlar merupakan serat polimer yang sangat kuat dan dapat
meningkatkan toughness dari material komposit. Kevlar dapat digunakan sebagai
serat dari produk komposit untuk struktur ringan yang handal, misalnya bagian
kritis dari struktur pesawat terbang. Sebenarnya, material komposit bukanlah
pengguaan asli dari kevlar. Kevlar dikembangkan untuk pengganti baja pada ban
radial dan untuk membuat rompi atau helm antipeluru.
Sedangkan untuk matriks,
kebanyakan material komposit modern menggunakan plastik thermosetting, yang
biasanya disebut resin. Plastik adalah polimer yang mengikat serat dan membantu
menentukan sifat fisik dari material komposit yang dihasilkan. Plastik
termosetting berwujud cair tetapi akan mengeras dan menjadi rigid ketika
dipanaskan. Plastik ini memiliki tahanan terhadap serangan zat kimia yang baik
meskipun berada pada lingkungan ekstrim.
Pada material komposit
dikenal istilah lamina dan laminate. Lamina adalah satu lembar komposit dengan
satu arah serat tertentu, sedangkan laminate adalah gabungan beberapa lamina.
Laminate dibuat dengan cara memasukkan pre-preg lamina ke dalam autoclave
selama selang waktu tertentu dan dengan tekanan serta temperatur tertentu pula.
Auroclave adalah suatu alat semacam oven bertekanan untuk menggabungkan lamina.
Dibanding dengan material konvensional keunggulan komposit antara lain yaitu
memiliki kekuatan yang dapat diatur (tailorability), tahanan lelah (fatigue
resistance) yang baik, tahan korosi, dan memiliki kekuatan jenis (rasio
kekuatan terhadap berat jenis) yang tinggi.
Manfaat utama dari penggunaan komposit adalam mendapatkan kombinasi sifat
kekuatan serta kekakuan tinggi dan berat jenis yang ringan. Dengan memilih
kombinasi material serat dan matriks yang tepat, kita dapat membuat suatu material
komposit dengan sifat yang tepat sama dengan kebutuhan sifat untuk suatu
struktur tertentu dan tujuan tertentu pula.
Penerbangan modern, baik sipil maupun militer, adalah contoh utamanya. Keduanya
akan menjadi sangat tidak efisien tanpa adanya material komposit. Material
komposit canggih kini telah umum digunakan pada bagian sayap dan ekor,
propeller, bilah rotor, dan juga struktur internal pesawat terbang. Selain
aplikasi di industri dirgantara, dewasa ini material komposit telah banyak juga
digunakan untuk badan mobil F1, alat-alat olahraga, struktur kapal dan industri
migas.
Hambatan dalam aplikasi material komposit umumnya adalah soal biaya. Meskipun
sering kali proses manufaktur material komposit lebih efisien, namun material
mentahnya masih terlalu mahal. Material komposit masih belum bisa secara total
menggantikan material konvensional seperti baja, tetapi dalam banyak kasus kita
memiki kebutuhan akan hal itu. Tidak diragukan, dengan teknologi yang terus
berkembang, pengunaan baru dari material komposit akan bermunculan. Kita belum
melihat semua yang material komposit dapat lakukan.
Pada umumnya bentuk dasar suatu
bahan komposit adalah tunggal dimana merupakan susunan dari paling tidak
terdapat dua unsur yang bekerja bersama untuk menghasilkan sifat-sifat bahan
yang berbeda terhadap sifat-sifat unsur bahan penyusunnya. Dalam prakteknya
komposit terdiri dari suatu bahan utama (matrik – matrix) dan suatu jenis
penguatan (reinforcement) yang ditambahkan untuk meningkatkan kekuatan dan
kekakuan matrik. Penguatan ini biasanya dalam bentuk serat (fibre, fiber).
Sekarang, pada umumnya komposit
yang dibuat manusia dapat dibagi kedalam tiga kelompok utama:
1. Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)
2. Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC)
3. Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC)
Komposit Matrik Polimer (Polymer
Matrix Composites – PMC) – Bahan ini merupakan bahan komposit yang sering
digunakan disebut, Polimer Berpenguatan Serat (FRP – Fibre Reinforced Polymers
or Plastics) – bahan ini menggunakan suatu polimer-berdasar resin sebagai
matriknya, dan suatu jenis serat seperti kaca, karbon dan aramid (Kevlar)
sebagai penguatannya.
Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC) – ditemukan berkembang
pada industri otomotif, bahan ini menggunakan suatu logam seperti aluminium
sebagai matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon karbida.
Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC) – digunakan pada
lingkungan bertemperatur sangat tinggi, bahan ini menggunakan keramik sebagai
matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-serabut (whiskers)
dimana terbuat dari silikon karbida atau boron nitrida
Komposit Matrik Polimer
Sistem resin seperti epoksi dan
poliester mempunyai batasan penggunaan dalam manufaktur strukturnya,
dikarenakan sifat-sifat mekanik tidak terlalu tinggi dibandingkan sebagai
contoh sebagian besar logam. Bagaimanapun, bahan tersebut mempunyai sifat-sifat
yang diinginkan, sebagian besar khususnya kemampuan untuk dibentuk dengan mudah
kedalam bentuk yang rumit.
Bahan seperti kaca, aramid dan boron mempunyai kekuatan tarik dan kekuatan
tekan yang luar biasa tinggi tetapi dalam ‘bentuk padat’ sifat-sifat ini tidak
muncul. Hal ini berkenaan dengan kenyataan ketika ditegangkan, serabut retak
permukaan setiap bahan menjadi retak dan gagal dibawah titik tegangan patah
teoritisnya. Untuk mengatasi permasalahan ini, bahan diproduksi dalam bentuk
serat, sehingga, meskipun dengan jumlah serabut retak yang terjadi sama,
serabut retak tersebut terbatasi dalam sejumlah kecil serat dengan
memperlihatkan sisa kekuatan teoritis bahan. Oleh karena itu seikat serat akan
mencerminkan lebih akurat kinerja optimum bahan. Bagaimanapun juga satu serat
dapat hanya memperlihatkan sifat-sifat kekuatan tarik sesuai panjang serat,
seperti halnya serat dalam suatu tali.
Jika sistem resin dikombinasikan
dengan serat penguat seperti kaca, karbon dan aramid, sifat-sifat yang
luarbiasa dapat diperoleh. Matrik resin menyebarkan beban yang dikenakan
terhadap komposit antara setiap individu serat dan juga melindungi serat dari
kerusakan karena abrasi dan benturan. Kekuatan dan kekakuan yang tinggi,
memudahkan pencetakan bentuk yang rumit, ketahanan terhadap lingkungan yang
tinggi dengan berat jenis rendah, membuat kesimpulan komposite lebih superior
terhadap logam dalam banyak aplikasi.
Bila Komposit Matrik Polimer
mengabungkan sistem resin dan serat penguat, sifat-sifat yang dihasilkan bahan
komposit akan memadukan beberapa hal sifat-sifat yang dimiliki oleh resin dan
yang dimiliki oleh serat.
Secara umum, sifat-sifat komposit
ditentukan oleh:
1. Sifat-sifat serat
2. Sifat-sifat resin
3. Rasio serat terhadap resin dalam
komposit (Fraksi Volume Serat – Fibre Volume Fraction)
4. Geometri dan orientasi serat pada komposit
Bahan komposit dibentuk pada saat
yang sama ketika struktur tersebut dibuat. Hal ini berarti bahwa orang yang
membuat struktur menciptakan sifat-sifat bahan komposit yang dihasilkan, dan
juga proses manufaktur yang digunakan biadanya merupakan bagian yang kritikal
yang berperanan menentukan kinerja struktur yang dihasilkan.
Pembebanan
Terdapat empat beban langsung utama dimana setiap bahan dalam suatu struktur
harus menahannya: tarik, tekan, geser/lintang dan lentur
Tarik
Gambar dibawah memperlihatkan beban tarik yang diterapkan pada suatu komposit.
Reaksi komposit terhadap beban tarik sangat tergantung pada sifat kekakuan dan
kekuatan tarik dari serat penguat, dimana jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
resinnya.
Tekan
Gambar dibawah ini memperlihatkan suatu komposit dibawah beban tekan. Disini
sifat daya rekat dan kekakuan dari sistem resin adalah penting, sebagaimana
resin menjaga serat sebagai kolom lurus dan menjaganya dari tekukan (buckling)
Geser/Lintang
Gambar dibawah ini memperlihatkan suatu komposit dikenakan beban geser. Beban
ini mencoba untuk meluncurkan setiap lapisan seratnya. Dibawah beban geser
resin memainkan peranan utama, memindahkan tegangan melintang komposit. Untuk
membuat komposit tahan terhadap beban geser, unsur resin harus tidak hanya
mempunyai sifat-sifat mekanis yang baik tetapi juga daya rekat yang tinggi
terhadap serat penguat.
Lenturan
Beban lentursebetulnya merupakan kombinasi beban tarik, tekan dan geser. Ketika
beban seperti diperlihatkan, bagian atas terjadi tekan, bagian bawah terjadi
tarik dan bagian tengah lapisan terjadi geser.
Sistem-sistem Resin
Apapun sistem resin yang digunakan
dalam bahan komposit akan memerlukan sifat-sifat berikut:
1. Sifat-sifat mekanis yang bagus
2.Sifat-sifat daya rekat yang bagus
3. Sifat-sifat ketangguhan yang
bagus
4. Ketahanan terhadap degradasi
lingkungan bagus
Sifat-sifat Mekanis Sistem Resin Gambar
dibawah memperlihatkan kurva tegangan/regangan untuk suatu sistem resin ideal.
Kurva untuk resin menunjukkan kekuatan puncak tinggi, kekakuan tinggi
(ditunjukkan dengan kemiringan awal) dan regangan tinggi terhadap kegagalan.
Hal ini berarti bahwa resin pada awalnya kaku tetapi pada waktu yang sama tidak
akan mengalami kegagalan getas.
Seharusnya dicatat dimana ketika
suatu komposit di bebani tarik, untuk mencapai sifat-sifat mekanis yang optimal
dari komponen serat, resin harus mampu berubah panjang paling tidak sama dengan
serat. Gambar dibawah ini memberikan regangan terhadap kegagalan yang dimiliki
untuk serat kaca-E, serat kaca-S, serat aramid, dan serat karbon berkekuatan
tinggi (yaitu bukan dalam bentuk komposit). Disini terlihat, sebagai contoh,
serat kaca-S dengan perpanjangan 5,3%, akan membutuhkan resin dengan
perpanjangan paling tidak sama dengan nilai tersebut untuk mencapai sifat tarik
yang maksimum.
Sifat-sifat Daya rekat Sistem Resin
Daya rekat yang tinggi antara resin dan serat penguat diperlukan untuk apapun
jenis sistem resin. Hal ini akan menjamin bahwa beban dipindahkan secara efisiensi
dan akan menjaga pecahnya atau lepasnya ikatan serat dan resin ketika
ditegangkan.
Sifat Ketangguhan Sistem Resin Ketangguhan
adalah suatu ukuran dari ketahanan bahan terhadap propaganda retak, tetapi
dalam komposit hal ini akan susah untuk diukur secara akurat. Bagaimanapun
juga, kurva tegangan dan regangan yang dimiliki sistem resin menyediakan
beberapa indikasi ketangguhan bahan. Sistem resin dengan regangan terhadap
kegagalan yang rendah akan cenderung menciptakan komposit yang getas, dimana retak
dapat mudah terjadi.
Sifat terhadap Lingkungan Sistem
Resin Ketahanan terhadap lingkungan, air dan substansi agresif lain yang bagus,
bersama-sama dengan kemampuan untuk bertahan terhadap siklus tegangan konstan,
adalah sifat yang paling esensi untuk apapun jenis sistem resin. Sifat-sifat
ini secara khusus penting untuk penggunaan pada lingkungan laut.
2. Proses
Pembuatan Komposit
Proses yang
sering digunakan dalam pembuatan komposit adalah Proses Hand LayUp, Proses
spray up, Filamen-Winding dan Sheet-Moulding Compound (Smith W.F.,1999).
Adapun proses Hand Lay-Up adalah
proses pabrikasi dari material komposit dengan cara cairan resin yang telah diberikan katalis dan
kemudian meletakkan diatas penguat (fibre) yang telah diletakkan pada cetakan .
Proses hand lay-up mudah dilakukan dan biaya sangat minimal (Taurista A. Y, 2005). Pada gambar 1 menguraikan masing-masing proses dalam pembuatan komposit
berbasis resin polyester yang sering dilakukan.
Proses
Hand Lay-Up dipakai dalam proses
ini karena proses fabrikasi dari proses ini sangat mudah dan dapat dilakukan
dalam skala kecil. Selain bahan
pengikat dan bahan penguat, material komposit juga tersusun dari beberapa bahan
tambahan yang lainnya. Bahan tambahan terdebut memiliki berbagai fungsi sesuai
dengan jenisnya(Surdia T.,1989), yaitu:
Aditif, Hardener dan Katalisator
Aditif, berupa bahan tambahan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan
pemrosesan atau untuk mengubah kualitas dan sifat produk dengan menambahkan
bahan tersebut pada bahan pokok yaitu polymer (resin). Bahan aditif yang biasa
dipakai adalah: Pigmen atau pewarna, disamping untuk memberi nilai estetis yang
tinggi dengan mewarnai hasil produk yang berfungsi untuk melindungi dari
pengaruh sinar karena mampu menyerap dan memantulkan jenis sinar tertentu.
Filler merupakan material padat yang ditambahkan pada polymer biasanya dalam
bentuk partikel atau serat untuk mengubah sifat-sifat mekaniknya atau untuk
mengurangi harga material. Alasan yang lain dalam penggunaan filler adalah
untuk memperbaiki stabilitas bentuk dan panas.conto-contoh pengisi yang
digunakan dalam polymer: serat selulosik
dan bedak (powder), bedak silica (SiO2), kalsiun karbonat (CaCO3) dan
serat-serat kaca, logam, karbon atau polymer yang lain. filler dapat berfungsi
sebai pengencer, penguat, pelindung, penyerap, penghantar listrik, perbaikan
deformasi termal dan keperluan yang lain.
Hardener, bahan yang memungkinkan tejadinya proses curing, yaitu proses
pengerasan pada resin. Hardener ini terdiri dari dua bahan yaitu katalisator
dan accelerator. Katalisator dan accelerator akan menimbulkan panas, pengaruh
panas ini diperlukan untuk mempercepat proses pengeringan sehingga bahan
menjadi kuat. Namun apabila panasnya terlalu tinggi maka akan merusak ikatan-ikatan
antar molekul dan juga akan merusak seratnya. Katalisator, bahan yang
mempercepat terbukanya ikatan rangkap molekul polimrt kemudian akan terjadi
pengikatan-pengikatan antar molekul-molekulnya. Katalisator yang digunakan
adalah Methyl Ethyl Ketone Peroxide (MEKP) hasil dari reaksi Methyl Ethyl
Ketone dengan Hidrogen Peroxide. Produk dari reaksi ini merupakan sebuah
percampuran sesungguhnya dari dua campuran ganda atau majemuk peroxide yang
berbeda yang disebut monomer dan dimer. Setiap campuran majemuk ini menunjukkan
sebuah perbedaan reaksi terhadap cobalt.
Accelerator , bahan yang mempercepat terjadinya
ikatan-ikatan diantara molekul-molekul yang sudah mempunyai ikatan tunggal dan
untuk mempercepat proses curing (pengerasan). Sebagai accelerator dipakai
cobalt yang digunakan untuk mempercepat terjadinya proses curing.
Komposit Kayu
Komposit kayu merupakan istilah untuk menggambarkan
setiap produk yang terbuat dari lembaran atau potongan–potongan kecil kayu yang
direkat bersama-sama (Maloney,1996). Mengacu pada pengertian di atas,
komposit serbuk kayu plastik adalah komposit yang terbuat dari plastik
sebagai matriks dan serbuk kayu sebagai pengisi (filler), yang mempunyai
sifat gabungan keduanya. Penambahan filler ke dalam matriks bertujuan
mengurangi densitas, meningkatkan kekakuan, dan mengurangi biaya per unit
volume. Dari segi kayu, dengan adanya matrik polimer didalamnya maka kekuatan
dan sifat fisiknya juga akan meningkat (Febrianto, 1999).
Pembuatan komposit dengan menggunakan matriks dari
plastik yang telah didaur ulang, selain dapat meningkatkan efisiensi
pemanfaatan kayu, juga dapat mengurangi pembebanan lingkungan terhadap limbah
plastik disamping menghasilkan produk inovatif sebagai bahan bangunan pengganti
kayu. Keunggulan produk ini antara lain : biaya produksi lebih murah, bahan
bakunya melimpah, fleksibel dalam proses pembuatannya, kerapatannya rendah,
lebih bersifat biodegradable (dibanding plastik), memiliki sifat-sifat yang
lebih baik dibandingkan bahan baku asalnya, dapat diaplikasikan untuk berbagai
keperluan, serta bersifat dapat didaur ulang (recycleable). Beberapa
contoh penggunaan produk ini antara lain sebagai komponen interior kendaraan
(mobil, kereta api, pesawat terbang), perabot rumah tangga, maupun komponen
bangunan (jendela, pintu, dinding, lantai dan jembatan) (Febrianto, 1999:
Youngquist, 1995).
Aluminium Matrix Composites
Salah satu dari jenis komposit yang dipakai luas dalam
berbagai aplikasi adalah komposit Al/Al203. Komposit
ini adalah pengembangan dari komposit bermatriks logam yaitu aluminium, biasa
disebut Aluminium Matrix Composites (AMCs) dengan alumina (Al203)
sebagai fasa penguat.
Bertitik tolak dari pengertian komposit, maka komposit
Al-Al203 diharapkan dapat menggabungkan sifat terbaik
dari matriks aluminium (Al) sebagai material yang ringan, konduktivitas panas
dan listrik baik, serta ketahanan korosi tinggi (mudah membentuk lapisan oksida
yang kuat dan tahan terhadap korosi) dengan penguat alumina (Al2O3)
yang memiliki kekerasan tinggi (hard) sehingga tahan terhadap wear,
kekuatan (strength) dan kekakuan (stiffness) tinggi, sifat
dielektrik yang excellent dari DC ke frekuensi GHz, konduktivitas termal
baik, kapabilitas ukuran dan bentuk yang baik, serta resisten terhadap serangan
asam kuat dan alkali pada temperatur tinggi.
Aluminium sebagai matriks pada komposit Al/Al2O3,
merupakan logam dengan kelimpahan terbesar di kerak bumi. Selain itu, logam ini
memiliki melting point yang relatif rendah yaitu 6580C,
sehingga dengan penambahan unsur seperti tembaga (Cu), silikon (Si), atau
magnesium (Mg) akan menghasilkan paduan aluminium yang memiliki kekuatan yang
besar. Namun, jika dibandingkan dengan kekuatan baja paduan, maka paduan
aluminium masih berada jauh di bawahnya. Sementara itu, beberapa kekurangan
dari logam ini seperti: stiffness yang rendah, koefisien ekspansi termal
yang sulit dikontrol, tidak memilki resisten yang baik terhadap abrasi dan wear,
serta sifat “miskin”nya pada temperatur tinggi. Kombinasi dari keunggulan dan
kelemahan di atas, menjadikan aluminium sebagai logam yang paling banyak
dijadikan obyek riset pada komposit yang bermatrik logam.
Tentu saja, berbeda antara aluminium dengan alumina
(Al2O3), walaupun unsur utama penyusun kedua material ini
sama. Alumina (Al2O3) banyak digunakan dalam fabrikasi
material keramik, karena merupakan bahan baku yang menghasilkan keramik dengan
performa tinggi dan hemat biaya (cost effective). Beberapa aplikasi
khusus dari alumina (Al2O3) yaitu Gas laser tubes
(tabung laser gas), wear pads (Baju anti peluru), seal rings, isolator
lisrik temperatur dan voltase tinggi, Furnace liner tubes, Thread and wire
guides, electronic substrates, Senjata balistik, abrasion resistant tube
and elbow liners, thermometry sensors, laboratory instrument tubes and sample
holders, instrumentation parts for thermal property test machines, dan
media gerinda.
Ikatan antar atom pada alumina merupakan ionic
bonding yang kuat, tidak heran jika memiliki karakteristik yang diinginkan.
Artinya, ia tetap stabil walaupun pada temperatur yang sangat tinggi, karena
membentuk fasa kristal heksagonal alpha (α-hexagonal) yang sangat
stabil. Pada oksida keramik, fasa ini merupakan yang paling kuat dan kaku.
Lebih lanjut, fasa ini memiliki kekerasan tinggi dan sifat dielektrik yang excellent.
Dengan demikian, banyak digunakan dalam cakupan aplikasi yang sangat luas.
Alumina murni, memiliki fungsi ganda baik sebagai
atmosfer pengoksidasi maupun pereduksi sampai 19250C. Sedangkan
kehilangan berat material ini dalam ruang vakum berkisar dari 10-7
sampai 10-6 g/cm2.det di atas temperatur 17000C sampai
20000C. Kemudian dari pada itu, alumina sangat resisten terhadap
serangan segala gas kecuali fluorine, dan tahan terhadap semua reagen
terkecuali asam hydrofluoric dan phosphosric. Adapun serangan
pada suhu tinggi, alumina dengan kemurnian rendah, mudah diserang oleh
partikulat gas logam alkali.
Komposit Al/Al2O3
Telah dijelaskan, sifat-sifat dari komponen penyusun
komposit Al/Al2O3 yang terdiri dari aluminium sebagai
matriks dan alumina sebagai fasa penguat. Dalam hal ini, banyak keunggulan dari
AMCs jika dibandingkan dengan aluminium maupun paduan aluminium yang tidak
dikuatkan, yaitu:
- Greater
strength (kekuatan lebih besar)
- Improved
stiffness (kekakuan diperbaiki)
- Reduced
density/weight (mengurangi densitas/berat)
- Improved
high temperature properties (memperbaiki sifat temperatur tinggi)
- Controlled
thermal expansion coefficient (koefisien ekspansi termal terkontrol)
- Thermal/heat
management
- Enhanced
and tailored electrical performance (peningkatan performa dan
kinerja elektrik)
- · Improved abrasion and wear resistance
(memperbaiki ketahanan abrasi dan aus)
- · Control of mass (especially in
reciprocating applications) (control massa (terutama dalam aplikasi
khusus), dan
- · Improved damping capabilities
(memperbaiki kapabilitas damping)
Keunggulan-keunggulan di atas, terlihat dari apresiasi
yang lebih baik pada alumunium murni yang semula memiliki modulus elastic 70
GPa meningkat menjadi 240 GPa dengan diberi penguat 60% volume serat alumina
yang kontinu. Sebaliknya, pemberian 60% volume penguat dalam aluminium murni
justru menurunkan koefisien ekspansi dari 24 ppm/0C menjadi 7 ppm/0C.
Hal ini, menunjukkan bahwa sesuatu hal yang mungkin mengadakan perubahan
terhadap properties aluminium sampai 2 atau 3 tingkat dengan penambahan
variasi volume penguat yang sesuai.
Sistem komposit AMCs menawarkan kombinasi dari
properties yang sedemikian rupa, yang dari tahun ke tahun telah dicoba dan
digunakan di dalam banyak aplikasi-aplikas structural, fungsional dan bukan
structural di dalam bidang engineering yang bermacam-macam. Kekuatan
yang menggerakkan untuk penggunaan AMCs ini meliputi keunggulan dalam aspek
performa, ekonomi dan lingkungan. Penggunaan utama dari AMCs ini di dalam
sector transportasi yang memberikan keuntungan seperti pemakaian bahan bakar
yang lebih sedikit, suara yang kecil, dan menurunkan emisi di udara. Dengan
melihat kecenderungan perubahan peraturan yang semakin ketat di bidang
lingkungan dan penekanan pada perbaikan aspek keekonomian bahan bakar,
penggunaan AMCs pada sektor transportasi akan diutamakan dan tidak bisa
terelakkan untuk tahun mendatang.
AMCs diharapkan dapat mengganti bahan-bahan monolitik
seperti paduan aluminium, paduan besi, paduan titanium, dan polimer berbasis
komposit dalam aplikasi tertentu. Sekarang, dengan penggantian bahan monolitik
dengan AMCs dalam system rekayasa semakin bertambah luas. Seakan ada yang
memaksa kepada keperluan untuk merancang ulang keseluruhan system untuk
mendapatkan keuntungan dari penambahan berat dan volume.
Beberapa jenis dari komposit AMCs berdasarkan bentuk reinforce,
adalah sebagai berikut (komposit Al/Al2O3, termasuk dalam
no. 1, 2, dan 3):
1. Particle-reinforced
AMCs (PAMCs)
2. Whisker-or short
fibre-reinforced AMCs (SFAMCs)
3. Continuous
fibre-reinforced AMCs (CFAMCs)
4. Mono
filament-reinforced AMCs (MFAMCs)
0 komentar:
Post a Comment