Proses Start - Shutdown PLTU

 Proses start PLTU



Operator harus familiar betul terhadap peralatan PLTU yg dioperasikan, serta karakternya. Ikuti petunjuk operasi dari pabrik peralatan yang bersangkutan. Berikut ini adalah pembahasan secara garis besar/umum, urutan start PLTU:

•         Proses start Boiler

•         Proses start Turbin

•         Proses start Generator

Proses start boiler

  1. Untuk boiler baru atau boiler baru selesai overhaul, harus dilakukan hydrostatic test sebelum dioperasikan. (1,5 x working pressure, dan tidak boleh melebihi 6%).Misal: Working Pressure: 100 Kg/cm2

                     Hyd. Test Press   : 150 Kg/cm2

                     Tdk boleh lebih dr: 159 Kg/cm2

  1. Untuk boiler baru perlu dilakukan boiling out, untuk membersihkan minyak / gemuk yg ada pd bgn dalam pipa boiler, dengan menggunakan larutan alkaline detergent.
  2. Katup-katup pengaman (safety valve) harus sudah disetting dg benar

 

Ketiga hal tsb diatas merupakan tugas dan tanggung jawab bagian konstruksi atau bagian pemeliharaan.

Apabila boiler telah diserahkan oleh bagian pemeliharaan kepada bagian operasi, maka hal-hal yg perlu diersiapkan oleh operator antara lain adalah:

  1. Periksa manhole, handhole apakah tutupnya sudah dipasang kembali
  2. Periksa bagian dalam boiler, air duct, gas duct, apakah tidak ada alat kerja yang tertinggal
  3. Periksa damper-damper, fans apakah sudah bagus / tidak macet. Kalau dilengkapi dg system interlock, periksa dan yakinkan bahwa dpt berfungsi dg baik
  4. Yakinkan betul bahwa tidak ada orang tertinggal dalam boiler sebelum manholenya ditutup. Kemudian tutup dan kunci semua manhole dan handhole.

Periksa katup-katup sebelum pengisian air kedalam Boiler, antara lain:

  1. Tutup katup-katup blowoff, drain untuk alat ukur.
  2. Buka katup-katup air vent (drum , dll)
  3. Buka katup-katup drain SH
  4. Mulai isi air kedalam boiler (Atur pengisian air ini sehingga levelnya sedikit dibawah normal, karena air ini akan memuai kalau dipanaskan)
  5. Periksa kembali alat-alat ukurnya apa sudah berfungsi dg baik

Apabila boiler sudah diisi air dengan cukup, maka proses penyalaan api dalam ruang bakar telah siap. Proses penyalaan api dalam ruang bakar ini, tergantung dari jenis bahan bakar yang digunakan (BBM,Gas,Batubara,dll), serta macam type alat pembakar / burner yg dipakai.

 

Secara umum untuk boiler dg bahan bakar batubara serbuk (pulverizer-fuel ), proses penyalaan api dlm ruang bakar sbb:

  1. Periksa peralatan pembakaran, controls, fans, dan safety interlock equipment, apakah sudah berfungsi dg baik.Tidak berfungsinya salah satu peralatan ini, akan berpotensi menimbulkan ledakan, yang dapat menimbulkan kerusakan
  2. Pertama-tama start IDF, kemudian baru FDF, dan selalu atur tekanan dlm ruang bakar lebih rendah dari tekanan udara luar. Hati-hati, saat api dinyalakan karena tekanannya bisa mendadak naik
  3. Start penyalanya (torch), dan lihat apakah apinya sudah betul menyala dengan baik.
  4. Start Pulverizer, dan Coal Feeder, serta atur flow dari udara primer
  5. Atur flow bahan bakar dan udara pembakarannya supaya rasionya seimbang (without smoke)
  6. Pakai penyala (torch) untuk menyalakan setiap burner berikutnya, jangan mengandalkan suhu / panasnya ruang bakar, karena kemungkinan gagal menyala lebih tinggi, dan berbahaya / berpotensi terjadi ledakan dalam ruang bakar. Bila terjadi kegagalan penyalaan, penyalaan berikutnya baru boleh dilakukan apabila seluruh campuran gas yang mudah meledak dlm ruang bakar telah tersedot keluar oleh IDF (complete purging)
  7. Bila penyalaan burner telah berhasil dg baik biarkan uap keluar dari air vent boiler untuk beberapa menit, kemudian tutup katup air vent (umumnya pada tekanan uap sekitar 2 kg/cm2)
  8. Tutup semua katup drain SH, kecuali katup drain untuk oulet SH tetap dibuka (untuk mencegah overheating)
  9. Atur laju pembakaran (firing rate) sesuai kondisi unit (Cold / warm / hot start)
  10. Untuk boiler pertama kali start (boiler baru / sehabis overhaul perlu dilakukan test pembukaan safety valve secara actual

Proses start turbin

  1. Start Turning Gear (sebaiknya turning gear sudah dioperasikan sebelum start boiler)
  2. Periksa system governor, bila perlu tambah oli atau grease pada bagian – bagian yg perlu
  3. Buka boiler stop valve,untuk pemanasan pipa uap utama (main steam line)
  4. Buka katup-katup drain untuk: main steam line, separator, trottle valve, dan turbine casing (kalau pakai drain trap, buka juga katup by-pass drain trap ybs)
  5. Buka stop valve untuk auxiliary oil pump (untuk standby AOP dg penggerak turbin uap kecil)
  6. Periksa dan atur tekanan pelumas untuk bantalan-bantalan turbin sesuai batasan operasi masing-masing
  7. Start Condenser, Circulating Water Pump (CWP)
  8. Start / operasikan Condensate Pump (CP)
  9. Start system perapat (gland sealing system / umumnya pakai steam sealing)
  10. Start Ejector untuk membuat hampa / vacuum pada Condenser (vacuum sekitar 710 mmHg)

Sebelum trottle valve dibuka, periksa dan pastikan bahwa Auxiliary Oil Pump (AOP) telah beroperasi normal. Perhatikan dan atur suhu dan tekanan uap yang akan dimasukkan ke turbin sesuai dengan kondisi start (Cold / warm / hot start)

  1. Operasikan pendingin generator

Start turbin dengan membuka trottle valve sehingga uap masuk turbin. Turning gear akan otomatis stop / lepas, begitu putaran turbin melampaui putaran turning gear. Begitu putaran turbin mencapai sekitar 400 rpm, lakukan rub chek dg men-trip turbin secara manual (dg hand lever overspeed trip). Saat putaran turbin menurun chek apa ada kelainan suara (gesekan)

  1. Reset kembali overspeed trip valve, start kembali turbin sebelum putarannya mencapai nol rpm dan naikkan putaran sampai sekitar 400 rpm
  2. Amati suhu dan tekanan pelumas untuk masing-masing bantalan, kelainan suara, vacuum,dll

Clearance turbin sangat kecil, pemuaian yang tidak merata dapat mengakibatkan kerusakan yg serius

Grafik start PLTU 



Naikkan putaran turbin bertahap sampai putaran nominal 3000 rpm, sesuai dengan grafik start ( Cold / warm / hot start). Jangan menahan putaran turbin pada putaran kritis

Setelah putaran turbin mendekati putaran nominal, maka governor mulai mengambil alih pengaturan flow uap masuk turbin. Setelah pengaturan uap masuk turbin sepenuhnya telah dilakukan oleh governor, maka trottle valve dapat dibuka penuh (wide open)

AOP, diposisikan standby (posisi auto), karena Main Oil Pump (MOP) sudah beroperasi penuh begitu turbin mencapai putaran nominal

Lakukan test alat-alat pengaman turbin (Protective Device Test) sebelum generator diparalel dg jaringan / system (Vacuum Trip, Low Bearing Oil Pressure Trip, Thrust Bearing Trip, Overspeed Trip)

Katup-katup drain yang dibuka mulai awal start, ditutup kembali setelah generator paralel dg system (untuk drain trap, tutup by-passnya saja

Proses start generator

  1. Proses memparalel / sinkronisasi generator dg system / jaringan dapat dilakukan setelah turbin mencapai putaran nominal 3000 rpm, pengendalian penuh oleh governor, trottle valve wide open dan protective device test telah dilakukan dg hasil baik, serta tidak ada masalah-masalah lainnya
  2. Masukkan tegangan penguat untuk generator
  3. Naikkan tegangan generator secara bertahap, dan atur tegangan generator (running voltage) shg sama dg tegangan system / jaringan (incoming voltage)
  4. Atur frequensi generator shg sama dg frequensi system / jaringan
  5. Atur putaran jarum synchroscope ke arah “FAST” (bukan ke arah “slow”) dan putarannya lambat.
  6. Saat memparalel adalah pada saat jarum synchroscope tepat pada posisi jam 12 (lampu sycroscope padam)
  7. Begitu paralel segera diberi beban sekitar 5 -10% load
  8. Kenaikan beban selanjutnya ikuti kondisi start (Cold / Warm / Hot start)
  9. Proses pembebanan selanjutnya mengikuti permintaan Pusat Pengatur Beban

Proses shutdown PLTU

  1. Proses stop / shutdown PLTU secara normal dilakukan dg menurunkan beban generator secara perlahan-lahan, diikuti dg pengaturan pembakaran di boiler
  2. Bila beban generator telah mendekati nol MW maka breaker generator di lepas / off
  3. Lepas tegangan penguat generator
  4. Start auxiliary oil pump untuk turbin
  5. Buka katup main steam drain
  6. Stop turbin dg men-trip emergency valve, pastikan governor valve telah menutup
  7. Stop Ejector
  8. Stop gland steam sealing system
  9. Buka katup vacuum breaker pada putaran turbin sekitar 400 rpm
  10. Stop Gland Condenser
  11. Setelah putaran turbin nol rpm, langsung start Turning Gear
  12. Turning Gear Oil Pump dapat distart menggantikan Auxiliary Oil Pump, setelah turbin cukup dingin ( sekitar satu jam setelah stop turbin)
  13. Setelah tidak ada lagi kebutuhan uap, maka boiler dapat distop, dg mematikan burner / habiskan batubara dalam fulverizer. Segera stop fulverizer begitu nyala apinya padam. Bilas ruang bakar (purge) dgn udara dari IDFdan FDF, agar ruang bakar bersih dari gas yg mudah terbakar
  14. Stop FDF, kemudian baru stop IDF
  15. Stop alat–alat bantu lainnya bila tidak diperlukan (AH dapat distop setelah suhu gas inlet AH < 90ÂșC, CP sekitar 2 jam setelah stop Turbin, T/G minimal sekitar 2x24 jam , CWP setelah 2x24 jam unit stop, BFP setelah level drum diisi sampai normal level)
  16. Buka air vent boiler bila tekanan mendekati nol (sekitar 2kg/cm²) untuk mencegah vacuum pd boiler.

Menghadapi dan mengatasi gangguan

Kalau tejadi gangguan / hal-hal darurat, operator harus mampu menganalisis situasi yang terjadi, serta mengambil keputusan yg tepat dan bertindak cepat

Kalau bisa jangan di shutdown bila tidak mutlak perlu, tapi jangan pula ragu-ragu minta stop / emergency stop apabila kondisinya memang membahayakan kalau dipertahankan tetap beroperasi

0 komentar:

Post a Comment