CASTING PLAN - POLA PENGECORAN
Pola
merupakan alat pembentuk cetakan, oleh karena itu lubang coran terbuat dari
cetakan. Ketika hanya satu coran yang diinginkan, maka perlu dibuat sebuah pola, tetapi pengecoran
yang besar mungkin terbuat lebih dari
satu pola. Pembuatan perlengkapan pola yang cocok merupakan langkah pertama
pada pengecoran. (Heine, 1976:8)
Syarat
- syarat pola yaitu:
1.
Mudah dikerjakan,
dibentuk, dan disambung;
2.
Ringan dalam penanganan
dan pengerjaan;
3.
Kuat, keras, dan tahan
lama;
4.
Tahan abrasi, korosi, dan
kimia;
5.
Dimensinya stabil dan
tidak mudah terpengaruh temperatur dan kelembaban;
6.
Dapat digunakan kembali;
7.
Mempunyai kemampuan pada permukaan untuk difinishing dengan baik.
8.
Harga produksi
murah
(Jain,
1999:7)
2. Macam - macam Pola
1.
Pola Pejal
Pola pejal adalah pola
yang biasa dipakai yang bentuknya hampir serupa dengan bentuk coran. Pola ini
dibagi menjadi 6 macam, yaitu pola tunggal, pola belahan, pola setengah, pola
belahan banyak, pola penarikan terpisah, dan pola penarikan sebagian.
a.
Pola Tunggal
Pola ini dibentuk sesuai
dengan corannya, disamping itu kecuali tambahan penyusutan, tambahan
penyelesaian mesin, dan kemiringan pola.
Gambar Pola
tunggal
Sumber:
Surdia dan Chijiwa (1986:57)
Keuntungan:
-
Pembuatan pola tunggal
mudah
Kerugian:
-
Hanya untuk dimensi benda
kerja yang simetris
-
Pencabutan pola
cenderung susah
b.
Pola Belahan
Pola ini dibelah ditengah
untuk memudahkan pembuatan cetakan. Permukaan pisahnya kalau mungkin dibuat
satu bidang.
Gambar
Pola belahan
Sumber: Surdia dan Chijiwa
(1986:57)
Keuntungan:
-
Dapat digunakan untuk
geometri yang rumit;
-
Untuk jumlah produksi
menengah.
Kerugian:
-
Posisi antara cetakan
pada kup dan drag kemungkinan dapat
bergeser.
c.
Pola Setengah
Pola ini dibuat untuk
coran dimana kup dan dragnya simetri
terhadap permukaan pisah. Kup dan dragnya
hanya dicetak dengan setengah pola.
Gambar
Pola setengah
Sumber: Surdia dan Chijiwa
(1986:57)
Keuntungan:
-
Harga pola setengah lebih
murah dari harga pola tunggal;
-
Hanya untuk bentuk
sederhana tanpa ada banyak sudut dan kelengkungan yang butuh ketelitian tinggi.
Kerugian:
-
Pola terdapat kemungkinan
tidak presisi atau simetris.
d.
Pola Belahan Banyak
Dalam hal ini pola dibagi
menjadi 3 bagian atau lebih untuk memudahkan melakukan penarikan cetakan dan
untuk penyederhanaan pemotongan inti.
Gambar
Pola belahan banyak
Sumber:
Surdia dan Chijiwa (1986:57)
Keuntungan:
-
Dapat digunakan untuk
bentuk - bentuk yang banyak memiliki lengkungan;
-
Memudahkan penarikan dari
cetakan.
Kerugian:
-
Sering menyebabkan salah
ukuran;
-
Pembuatan pola
membutuhkan waktu yang lama.
e.
Pola Penarikan Terpisah
Pola penarikan terpisah
dipakai untuk pola berukuran besar atau untuk cetakan jenis mengeras sendiri.
Pola dibuat terbagi - bagi untuk memudahkan pengambilan dari cetakan.
|
Gambar Pola
Kup dan Drag
Sumber:
Surdia dan Chijiwa (1986:58)
Keuntungan:
-
Dapat dipakai untuk meningkatkan
produksi.
Kerugian:
-
Untuk membuat pola
dibutuhkan tenaga yangrpengalaman.
4.
Pola Cetakan Sapuan
Dalam hal ini bentuk dari
coran silinder atau bentuk benda putar. Alat ini dibuat dari pelat dengan
sebuah penggeret dan pemutar pada bagian tengahnya.
Gambar Pola
cetakan sapuan
Sumber:
Surdia dan Chijiwa (1986:58)
Keuntungan:
-
Bentuk pola relatif
sederhana.
Kerugian:
-
Harus penuh ketelitian
pada pembuatan pola dan dalam pembuatan membuat penggeret.
5.
Pola Penggeret Dengan
Penuntun
Digunakan untuk pipa
lurus atau pipa lengkung yang penampangnya tidak berubah. Penuntun dibuat dari
kayu dan pembuatan cetakan dilakukan dengan menggerakan penggerek sepanjang
penuntun.
Gambar
Pola penggeret dengan penuntun
Sumber:
Surdia dan Chijiwa (1986:58)
Keuntungan:
-
Bagus untuk pola
melengkung dan penampang tetap.
Kerugian:
-
Pembuatan cetakan
membutuhkan waktu yang lama.
6.
Pola Penggeret Dengan
Rangka Cetak
Pola dengan kedua ujung
dari penggeret mempunyai poros. Pembentukan cetakan dilakukan dengan
menjalankan penggeret diselubungi porosnya.
Gambar
Pola penggeret dengan rangka cetak
Sumber:
Surdia dan Chijiwa (1986:59)
7.
Pola Kerangka A
Pola ini dibuat dengan
meletakkan pelat dasar dan membuat pelat dudukan penuntun diatasnya dan
mengikat pelat - pelat untuk menahan pasir antara tiap penuntun. Pasir
ditimbulkan diatasnya dan disapu oleh penggeret untuk membuat permukaan
kelengkungan yang kontinyu.
Gambar Pola
kerangka A
Sumber:
Surdia dan Chijiwa (1986:59)
Keuntungan:
-
Cocok untuk bentuk dengan
lengkung yang berbeda – beda.
Kerugian:
-
Lamanya pembuatan cetakan
menjadi bertambah dan terbatas.
3. Bahan Pola
Tabel Karakteristik dari bahan pola
Sumber: Kalpakjian (1989:303)
Bahan
untuk pembuatan pola adalah:
1.
Kayu
Kayu merupakan bahan yang
paling umum digunakan untuk pola.
·
Keuntungan:
-
Tersedia banyak dan
murah;
-
Mudah dibentuk;
-
Penanganan mudah karena
ringan;
-
Memiliki permukaan yang
bagus;
-
Bertahan dalam waktu yang
lama.
·
Kerugian:
-
Karena mudah lembab,
bentuknya mudah terdeformasi;
-
Membutuhkan pengawet saat
disimpan;
-
Tempat penyimpanan harus
kering.
Contoh:
mahoni, jati, dan pinus.
2.
Steel
·
Keuntungan:
-
Tidak mudah terjadi
deformasi;
-
Tahan suhu tinggi;.
-
Lebih kuat dibanding
bahan lain
·
Kerugian:
-
Sulit ditangani;
-
Biaya untuk permesinan
mahal;
-
Resistan terhadap korosi
rendah.
3.
Plastik
·
Keuntungan:
-
Mempunyai kekuatan impact lebih baik dari kayu;
-
Tahan korosi;
-
Tahan aus;
-
Bisa untuk jumlah yang
banyak;
-
Penyusutan rendah.
·
Kerugian:
-
Tidak tahan guncangan;
-
Dibutuhkan pelapisan
logam tipis karena plastik rapuh;
-
Tidah tahan terhadap suhu
tinggi.
4.
Aluminium
·
Keuntungan:
-
Tidak mudah deformasi;
-
Kekuatan baik;
-
Tahan korosi.
·
Kerugian
-
Mempunyai massa yang cukup ringan.
5.
Besi tuang
·
Keuntungan:
-
Mampumesin cukup baik;
-
Tahan aus;
-
Kekuatannya baik.
·
Kerugian:
-
Berat;
-
Tahan korosi;
-
Mahal
0 komentar:
Post a Comment