PROSES TERJADINYA GERAM DAN JENIS - JENIS NYA
Geram atau chip, adalah logam atau metal yang terpotong dari benda kerja oleh karena adanya gerak utama dan gerak potong pada mesin-mesin perkakas.
Benda kerja di ikat kan pada mesin
perkakas dan pahat pemotong nya di stel sedemikian rupa sehingga mempunyai
dalam nya pemotongan tertentu. Pahat pemotong akan bergerak secara ber
lahan-lahan karena adanya gaya potong dan saat hendak mengenai pada benda
kerjanya, maka akan terjadi gaya yang mendorong juga secara ber lahan-lahan,
baru akan mempunyai kecepatan maximum saat setelah lapisan terluar dari benda
kerjanya terpotong.
Karena setiap benda mempunyai
sifat elastisitas yang ber beda-beda, maka kekuatan dan ketahanan benda
terhadap proses pemotongan tergantung kepada sifat elastisitas nya. Benda akan
mulai terpotong (ter-bubut), apabila sifat elastisitasnya sudah terlampaui,
yakni saat memasuki daerah plastisitasnya (lihat teori “Diagram Tarik”/s Vs e
(stress-strain diagram)).
Untuk dapat menjelaskan dan
membayangkan dengan baik tentang jenis-jenis geram, maka dibawah ini dibuatkan
gambar ilustrasi tentang apa dan dimana letak nya bidang geser dan juga bidang
potong pada suatu proses pembubutan.
a).
Sheared chip
Bidang geser nya terlihat dengan
nyata.Geram ini terjadi saat mengerjakan logam yang
keras, namun sedikit liat (ductile) dibandingkan dengan besi
tuang, bronze (perunggu).
b).
Continous chip
Bentuk geram nya panjang dan liat. Geram
ini terjadi saat mengerjakan logam yang liat /
ulet, seperti low carbon steel, copper, aluminium, dengan feed kecil
dan kecepatan potong nya
yang besar.
c).Discontinous chip (segmental chip)
Bentuk geram nya ter putus-putus.Geram
ini terjadi saat mengerjakan logam-logam yang rapuh (brittle), seperti: besi tuang, bronze, dll.
Catatan:
- Tipe
atau jenis geram, tidak hanya tergantung kepada jenis material benda
kerja, tetapi juga tergantung kepada kondisi pemotongan. Misalnya, dengan
menaikkan kecepatan potong dan
sudut potong diperkecil serta mereduksi tebal geram, maka akan
terbentuk geram yang mendekati
bentuk continous chip.
- Tebal geram saat dipotong atau dalam nya pemotongan tidak sama dengan tebal nya geram setelah dipotong
- Permukaan sebelah
dalam geram akan
terlihat lebih “licin”,sebab:
- Adanya tekanan yang lebih tinggi
dan mengakibatkan adanya ekstrusi,
sehingga terjadi perubahan bentuk
yang menyebabkan geram bergeser pada bidang nya.
- Geram menjadi lebih keras pada bagian bidang nya, karena adanya tekanan yang tinggi dan gesekan atau
pergeseran antara geram dengan bidang nya.
-
Terjadinya sisi potong
tambahan pada saat logam
terpotong, yaitu merupakan bagian
dari benda
kerja yang berubah
bentuk sedemikian besarnya,
sehingga bagian tersebut
akan lebih keras dari benda kerja mendekati pahat nya.
- Akibat
terjadinya sisi potong tambahan adalah: ada lekukan atau kawah pada
sisi potong pahat, akibatnya pahat menjadi lebih lemah, bahkan bisa patah. Selanjutnya, pahat akan memberikan koreksi pada sudut geram , tetapi setelah pahat “berkawah”, maka sudut tersebut
akan berubah menjadi alpha 0 . Pada saat alpha 0 tebentuk, tidak terjadi lagi sisi potong tambahan (lihat gambar).
2.6. GAYA POTONG
Gaya geser dan sudut bidang
geser merupakan fungsi dari gaya gesek serpihan dengan permukaan pahat,
sedangkan gaya gesek tergantung kepada beberapa faktor, a.l: kehalusan dan
ketajaman pahat, ada tidaknya zat pendingin (coolant), material pahat, material
benda kerja, kecepatan potong dan bentuk pahat nya.
Secara umum dapat dikatakan, bila
gaya gesek besar, geram nya tebal, sudut geser kecil. Untuk mengukur besarnya
gaya-gaya tersebut, digunakan dinamometer elektronik, misalnya gaya potong
tidak di ukur pada tempat pemotongan, tetapi reaksi pemotongan nya yang di ukur.
Kombinasi transduser dan platform, digunakan untuk mengukur 3- buah gaya dan
momen puntir/torsi (pada proses penggurdian).
Gaya-gaya
yang bekerja pada ujung mata pahat mesin bubut, dapat di lihat pada gambar:
Keterangan:
Dalam operasi permesinan, gaya
terpenting adalah: Gaya Tangensial; , sebab secara persentase, gaya ini yang paling besar.
Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan:
-
Gaya
perkakas tidak berubah secara signifikan dengan berubahnya kecepatan potong.
-
Makin
besar hantaran (feed) perkakas, makin besar gaya yang diperlukan.
-
Makin
dalam pemotongan, makin besar gaya yang diperlukan.
- Gaya tangensial meningkat dengan membesarnya
serpihan.
-
Gaya
longitudinal menurun, bila jari-jari ujung pahat dibuat lebih besar, atau kalau
sudut tepi pemotongan sisi diperbesar.
-
Menggunakan
media pendingin (coolant)
Dibawah ini dapat dilihat gambar ilustrasi
dari approksimasi persentase dari distribusi gaya-gaya potong yang terjadi pada
pahat mata tunggal.
Terlihat bahwa Gaya Tangensial; , mempunyai kontribusi gaya yang paling besar, oleh karena
itu gesekan dan panas akan lebih banyak timbul akibat gaya ini, sehingga atensi
dalam hal pendinginan (coolant), harus lebih di fokuskan di daerah tersebut.
Catatan:
Terlihat bahwa ke-3 gaya tersebut se
olah-olah mempunyai satuan persen (%), pada hal, ini ingin mengatakan bahwa
persentase itu merupakan perbandingan gaya-gaya yang terjadi pada titik pusat
pemotongan suatu benda kerja logam pada suatu proses pembubutan.
Sumber
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc.
0 komentar:
Post a Comment