Turbin Supervisory
1. Differential Expansion (Perbedaan Pemuaian)
1. Differential Expansion (Perbedaan Pemuaian)
Pengertian Maintenance.
Maintenance
jika diartikan dalam bahasa Indonesia ialah pemeliharaan. Namun sampai saat ini
masih banyak orang yang meganggap maintenance itu adalah perawatan. Karena
banyak yang menganggap perawatan dengan pemeliharaan itu sama, namun pada
kenyataannya sangatlah berbedah antara perawatan dan pemeliharaan.
Katergori Maintenance
1.
Preventive Maintenance
• Preventive
maintenance adalah suatu kegiatan perawatan yang direncanakan baik itu secara
rutin maupun periodik, karena apabila perawatan dilakukan tepat pada waktunya
akan mengurangi down time dari peralatan.
• Preventive
maintenance dibagi menjadi:
a. Running
Maintenance, adalah suatu kegiatan perawatan yang dilakukan hanya
bertujuan untuk memperbaiki equipment yang rusak saja dalam satu unit. Unit
produksi tetap melakukan kegiatan.
b. Turning
Around Maintenance, adalah perawatan terhadap peralatan yang sengaja
dihentikan pengoperasiannya.
2. Repair Maintenance
Repair Maintenance
merupakan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang tidak kritis, atau
disebut juga peralatan-peralatan yang tidak mengganggu jalannya operasi.
3. Predictive
Maintenance
Predictive Maintenance
merupakan kegiatan monitor, menguji, dan mengukur peralatanperalatan yang beroperasi dengan menentukan perubahan
yang terjadi pada bagian utama, apakah peralatan tersebut berjalan dengan
normal atau tidak.
4. Corrective
Maintenance
Corrective Maintenance
adalah perawatan yang dilakukan dengan memperbaiki perubahan kecil yang terjadi
dalam disain, serta menambahkan komponen-komponen yang sesuai dan juga
menambahkan material-material yang cocok.
5. Break Down
Maintenance.
Kegiatan perawatan yang
dilakukan setelah terjadi kerusakan atau kelainan pada peralatan sehingga tidak
dapat berfungsi seperti biasanya.
6. Modification
Maintenance.
Pekerjaan yang
berhubungan dengan disain suatu peralatan atau unit.
Modifikasi bertujuan
menambah kehandalan peralatan atau menambah tingkat produksi dan kualitas
pekerjaan.
7. Shut Down Maintenance
Shut Down adalah
kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang sengaja dihentikan
pengoperasiannya.
Shutdown maintenance
pada turbine gas terdiri dari :
• Boroscope
Inspection,
• Combustion
Inspection,
• Hot
Gas Path Ispection dan Major
• Inspection.
Jenis
Pemeliharaan Generator
Pada
umumnya pemeliharaan generator di unit pembangkit terdiri dari Pemeliharaan
yang bersifat Rutin dan pemeliharaan yang bersifat Periodik.
Pemeliharaan
yang bersifat rutin ialah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang dengan
periode waktu harian, mingguan dan bulanan dengan kondisi sedang beroperasi,
yaitu meliputi :
§
Pemeriksaan
temperatur belitan stator, bearing, air pendingin, dan sebagainya dilakukan
setiap hari.
§
Pemeriksaan
kebocoran pendingin minyak (khusus generator dengan pendingin hidrogen) dalam
sekali sebulan.
§
Pemeriksaan
vibrasi sekali sebulan.
§
Pemeriksaan
tekanan hidrogen, seal oil pump.
§
Pemeriksaan
fuse rotating rectifier (Brushless excitation) atau pemeriksaan sikat arang
(Static Excitation / DC Dinamic Excitation).
Pemeliharaan
generator yang bersifat periodik ialah pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan
lama operasi dari generator, yang diklasifikasikan :
§
Pemeriksaan
sederhana, setiap 8.000 jam.
§
Pemeriksaan
sedang, setiap 16.000 jam.
§
Pemeriksaan
serius, setiap 32. 000 jam.
Pemeriksaan
periodik kegiatan yang dilakukan meliputi pembongkaran (disassembly),
pemeriksaan (inspection) dan pengujian (testing). Kegiatan pemeriksaan tersebut
tidak harus semua komponen dilakukan sama, melainkan tergantung dari
klasifikasi pemeriksaan periodiknya.
Pemeriksaan
sederhana dan sedang, komponen yang diperiksa tidak seluruhnya melainkan
sebagian saja. Tetapi pemeriksaan serius, kegiatan-kegiatan seperti tersebut
diatas dilakukan secara menyeluruh terhadap generator dan alat bantunya.
Oleh
sebab itu pada pembahasan ini diuraikain pemeriksaan serius saja, karena
pemeriksaan jenis lainnya secara keseluruhan sudah tercakup didalamnya. Guna
mendukung agar program pemeriksaan serius ini selesai tepat pada waktunya perlu
dibuat program terperinci yang meliputi jenis komponen – komponen dan
kegiatannya, serta waktu yang direncanakan sebagai contoh kegiatan pemeriksaan
serius sebagai berikut :
1. Pemeliharaan generator pada rotor
Hal-hal
yang perlu diperiksa bagian Rotor Generator, meliputi :
·
Periksa
kebersihan dan perubahan bentuk kumparan serta kerusakan dan penggeseran dari
blok isolasinya.
·
Periksa
kekendoran beban penyeimbang (balance weight).
·
Cek
ujung komponen dibawah cincin penahan.
·
Periksa
kelonggaran rakitan penghantar radial.
·
Periksa
komponen-komponen rotor, seperti cincin penahan, pasok blower, dan journal
poros (komponen tersebut disarankan diperiksa dengan ultra sonic test atau dye
penetrant test untuk mengetahui keretakkan material-material tersebut).
·
Teliti
kelonggaran dari tiap-tiap baut dan plat alas.
·
Kerusakkan
dan keausan dari journal rotor dan kopling, diteliti, pasak-pasak rotor dan
beban penyeimbangan diperiksa kelonggarannya.
·
Perapat
penekan dan cincin perapat harus diperiksa celahnya, kerusakan perubahan
bentuk. Cincin perapat harus diperiksa kelancaran geraknya.
·
Tiap
labyrinth harus diperiksa kerusakkannya dan keadaan celahnya.
·
Periksa
keausan bahan bantalan.
·
Ukur
tahanan isolasi kumparan.
2.
Pemeliharaan
generator pada stator
Pemeliharaan
generator pada stator dilakukan setelah rotor dikeluarkan , yang meliputi :
·
Belitan
stator diperiksa tentang kemungkinan terjadinya kontaminasi, kerusakan, retak,
pemanasan lebih dan keausan.
·
Pasak
stator diperiksa kemungkinan terjadinya pergeseran (kedudukan) dari ujung pasak
dan pengganjal dibawah pasak, serta kelonggaran dari pasak-pasak kumparan
stator.
·
Penyangga
ujung kumparan diperiksa, khususnya kelonggaran dari baut pengikatnya.
·
Penjarak
isolasi (insulation spacer) diperiksa kemungkinan merapatnya jarak isolasi,
kelonggaran dan keausan dari kain polyster, segmen penyangga kumparan, tali
pengikat dan panahan ujung kumparan.
·
Cincin
phasa, diperiksa kerusakan / perubahan bentuknya.
·
Gulungan
di dalam alur (slot) diteliti kelonggarannya dari terminal.
·
Ujung
penghantar utama (main lead), diperiksa kerusakan dari porselin bushing dan
permukaan sambungan serta kondisi bagian dalam kotak saluran dan netralnya.
·
Pemeriksaan
keadaan inti, yang meliputi kerapatan dan laminasi-laminasi, tanda-tanda kerusakan
mekanis, tanda-tanda pemanasan setempat dan keadaan susunan pengikat inti.
·
Periksa
permukaan kumparan, pemukaan inti besi, benda-benda asing serta kebocoran
minyak dan air.
·
Cek
pendeteksi temperatur inti stator (RTD), bila perlu ditest.
·
Periksa
klem kawat pentanahan dan bagian-bagiannya.
3.
Pemeliharaan
generator pada sistem eksitasi
Komponen-komponen
yang perlu diperiksa pada Sistem Eksitasi Statik, meliputi :
·
Periksa
sikat arang dan tekanannya.
·
Periksa
baut-baut terminal dari sikat arang.
·
Periksa
kekotoran pada dudukan sikat arang.
·
Periksa
slipring, apakah ada permukaan yang cacat dan cek kebersihhan permukaannya.
·
Periksa
sistem penyearah (Rectifier).
·
Ukur
tahanan isolasi transformator dari rectifier.
Komponen-komponen
yang perlu diperiksa pada sistem “Eksitasi dengan Generator DC”
meliputi
:
·
Periksa
keadaan komutator, apakah ada yang cacat atau permukaan tidak rata.
·
Periksa
keadaan sikat arang dan tekanannya.
·
Cek
baut-baut pengikat.
·
Ukur
tahanan isolasi kumparan rotor dan stator generator DC.
·
Tes
pendeteksi temperatur (RTD).
·
Cek
sikat arang dan slipring pada sambungan ke eksitasi.
Komponen-komponen
yang perlu diperiksa pada sistem “Eksitasi Tanpa Sikat” (Brushless
excitartion), meliputi :
·
Periksa
dioda penyearah putar (rotating diode rectifier), dari kotoran atau bekas
terjadi pemanasan lebih dan kerusakan.
·
Periksa
zekering, diganti bila ada yang putus.
·
Cek
baut-baut terminal.
·
Lakukan
pengukuran tahanan isolasi.
·
Periksa
penghantar fleksibel dioda dari kerusakan dan kelonggaran.
·
Bersihkan
seluruh kumparan-kumparan dari kotoran.
Pengujian Non Destruktive Test NDT
Pengujian non destruktive (NDT) adalah aktivitas pengujian atau inspeksi terhadap suatu benda untuk mengetahui adanya cacat, retak atau discontinuity lain tanpa merusak benda yang akan kita uji atau inspeksi. Pada dasarnya tes ini dilakukan untuk menjamin bahwa material yang akan kita gunakan masih aman dan belum melewati damage tolerance. Pengujian non destruktive dibagi menjadi beberapa macam yaitu :
1. Uji Visual
Biasanya metode ini menjadi langkah yang pertama kali di awal dalam NDT. Metode ini bertujuan untuk menentukan cacat – cacat atau retak permukaan.
2. Uji Hyper-eutectoid Magnet
Metode magnetic hyper-eutectoid inspection (MPI) merupakan pengujian untuk mengetahui cacat permukaan (surface) dan permukaan bawah (sub surface) suatu komponen dari bahan feromagnetic seperti besi, nikel, dan cobalt. Dengan menggunakan prinsip magnetisasi, bahan yang akan diuji akan dialiri arus listrik. Adanya cacat yang tegak lurus dengan medan magnet akan menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran ini mengindikasikan adanya cacat pada material. Cara yang digunakan adalah dengan menaburkan hypereutectoid magnetic di permukaan. Hypereutectoid tersebut akan berkumpul pada daerah yang mengalami kebocoran medan magnet sehingga arah medan magnet akan berbelok dan terjadi kebocoran fluks magnetic. Bocoran fluks magnetic ini akan menarik butir – butir feromagnetic di permukaan sehingga cacat dapat diperlihatkan.
3. Uji Cairan Penetran (Liquid penetran test)
Metode ini sangat sederhana, dimana saat melakukan pengujian dilakukan penyemprotan dengan cairan warna terang. Tujiannya untuk mengetahui keretakan atau kerusakan pada material solid baik logam maupun non logam. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan viskositasnya yang rendah dengan tujuan cairan ini dapat masuk pada cacat di permukaan material. Selanjutnya penetran yang tersisa di permukaan material disingkirkan. Cacat ini akan nampak jelas jika perbedaan warna penetran dengan latar belakang cukup kontras.
4. Edy Current Test
Pengujian ini memanfaatkan prinsip elektromagnetik. Prinsipnya arus listrik dialirkan pada komponen untuk membangkitkan medan magnet didalamnya. Jika medan magnet ini dikenakan pada logam yang akan diinspeksi maka akan terbangkit arus edy. Arus edy kemudian menginduksikan adanya medan magnet pada kumparan dan mengubah impedansi bila ada cacat.
5. Ultrasonic Inspection
Prinsipnya adalah prinsip gelombang suara yang dirambatkan pada spesimen. Uji dan sinyal yang ditransisi atau dipantulkan diamati dan diinterpretasikan.
6. Radiographic Inspection
Metode NDT ini digunakan untuk menemukan cacat pada material dengan menggunakan sinar x dan sinar gama. Prinsipnya sinar x dipancarkan menembus material yang diperiksa saat menembus objek sebagian sinar akan diserap sehingga intensitasnya akan berkurang. Intensitas akhir kemudian direkam pada film yang sensitif. Hasil rekaman inilah yang akan menunjukkan / memperlihatkan bagian material yang mengalami cacat.
Destructive Test
Pengujian destruktif merupakan pengujian yang dilakukan terhadap suatu material yang menyebabkan material tersebut mengalami kerusakan. Macam – macam pengujian destruktive antara lain :
1. Uji Kekerasan
Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kekerasan suatu bahan.
2. Uji Tarik
Pengujian ini merupakan proses pengujian yang biasa dilakukan karena pengujian tarik dapat menunjukkan perilaku bahan selama proses pembebanan.
3. Uji Impact
Pengujian ini merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui ketahanan impact suatu bahan.
4. Uji Lengkung
Pengujian ini merupakan pengujian sifat mekanik bahan yang dilakukan terhadap spesimen dari bahan, baik bahan yang akan digunakan pada kontraksi atau komponen yang akan menerima pembebanan lengkung maupun proses pelengkungan dalam pembentukan.
Pengertian Kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang
mengalir, karena tekanannya berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya.
Sehingga fluida dapat menguap ketika tekanannya cukup rendah pada temperatur
fluida tersebut. Dalam hal ini temperatur fluida lebih besar dari temperatur
jenuhnya.
Mekanisme dari kavitasi ini adalah berawal dari kecepatan
air yang tinggi sehingga tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya
menurun. Karena fluida mencapai titik didihnya maka menguap dan timbul
gelembung-gelembung yang pada kecepatan tinggi akan menabrak bagian sudu.
Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul
gelembung-gelembung uap zat cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang
sedang mengalir di dalam pompa maupun di dalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan
rendah dan yang berkecepatan tinggi di dalam aliran, sangat rawan terhadap
terjadinya kavitasi. Pada pompa misalnya, bagian yang mudah mengalami kavitasi
adalah sisi isapnya. Kavitasi akan timbul jika tekanan isapnya terlalu rendah.
Kavitasi di dalam pompa dapat mengakibatkan:
a. Suara yang berisik dan getaran dari pompa.
b. Performasi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak
dapat bekerja dengan baik.
c. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus menerus dalam
jangka lama, maka permukaan dinding akan termakan sehingga menjadi
berlubang-lubang. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagai akibat dari
tumbukan gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.
Karena kavitasi mengakibatkan banyak sekali kerugian pada
pompa, maka kavitasi perlu dihindari. Adapun cara-cara untuk mencegah kavitasi
antara lain:
a)
Tekanan gas diperbesar di dalam
pipa-pipa dimana fluida yang mengalir dipompakan.
b) Sebuah pompa booster dipasang
pada ujung pipa isap.
c)
Sebuah axial wheel atau helical
wheel dipasang tepat di depan impeler pada poros yang sama. Hal ini
dimaksudkan untuk membuat pusaran (whirl)
terhadap aliran. Cara ini merupakan pilihan yang paling baik. Akan tetapi,
apabila kecepatan putaran (n) dan debitnya (Q) sama dengan kecepatan putaran
dan debit dari impeler, maka kavitasi justru akan terjadi pada runner pembantu itu sendiri. Oleh karena
itu, dalam pemasangan runner pembantu
ini diperlukan pertimbangan yang sungguh-sungguh sebelum pemasangannya.
Macam - macam tipe kavitasi pada pompa
sentrifugal berdasarkan penyebabnya yaitu:
1. Suction
cavitation (kavitasi pada suction)
Kavitasi jenis ini terjadi akibat kekurangan NPSHA (NPSH
aktual). Aturan umumnya adalah NPSHA minimal harus sama atau lebih
besar dari NPSHR (NPSH yang dibutuhkan) untuk menghindari suction cavitation. Perbedaan yang besar
antara NPSHA dengan NPSHR dapat menyebabkan resiko
kerusakan pada pompa terutama pada air yang relatif dingin (kurang dari 150
ºF).
2.
Recirculation Cavitation
Recirculation cavitation diakibatkan oleh laju aliran (flow rate) yang rendah pada pompa. Ada
dua tipe dari recirculation cavitation
yaitu suction side dan discharge side dimana bisa terjadi pada
saat yang bersamaan ataupun terpisah. Keduanya terjadi akibat fenomena yang
sama yaitu aliran balik pada jarak yang berdekatan satu sama lain.
Pengujian Bahan
a. Pengujian Destruktive
Pengujian destruktif merupakan pengujian
yang dilakukan terhadap suatu material yang menyebabkan material tersebut
mengalami kerusakan. Macam – macam pengujian destruktive antara lain :
1.
Uji
Kekerasan
Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
kekerasan suatu bahan.
2.
Uji
Tarik
Pengujian ini merupakan proses pengujian
yang biasa dilakukan karena pengujian tarik dapat menunjukkan perilaku bahan
selama proses pembebanan.
3.
Uji
Impact
Pengujian ini merupakan pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui ketahanan impact suatu bahan.
4.
Uji
Lengkung
Pengujian ini merupakan pengujian sifat
mekanik bahan yang dilakukan terhadap spesimen dari bahan, baik bahan yang akan
digunakan pada kontraksi atau komponen yang akan menerima pembebanan lengkung
maupun proses pelengkungan dalam pembentukan.
b. Pengujian Non Destruktive
Pengujian non destruktive (NDT) adalah
aktivitas pengujian atau inspeksi terhadap suatu benda untuk mengetahui adanya
cacat, retak atau discontinuity lain tanpa merusak benda yang akan kita uji
atau inspeksi. Pada dasarnya tes ini dilakukan untuk menjamin bahwa material
yang akan kita gunakan masih aman dan belum melewati damage tolerance.
Pengujian non destruktive dibagi menjadi beberapa macam yaitu :
1.
Uji
Visual
Biasanya metode ini menjadi langkah yang pertama kali di awal dalam NDT.
Metode ini bertujuan untuk menentukan cacat – cacat atau retak permukaan.
2.
Uji
Hyper-eutectoid Magnet
Metode magnetic hyper-eutectoid inspection
(MPI) merupakan pengujian untuk mengetahui cacat permukaan (surface) dan
permukaan bawah (sub surface) suatu komponen dari bahan feromagnetic seperti
besi, nikel, dan cobalt. Dengan menggunakan prinsip magnetisasi, bahan yang
akan diuji akan dialiri arus listrik. Adanya cacat yang tegak lurus dengan
medan magnet akan menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran ini
mengindikasikan adanya cacat pada material. Cara yang digunakan adalah dengan
menaburkan hypereutectoid magnetic di permukaan. Hypereutectoid tersebut akan
berkumpul pada daerah yang mengalami kebocoran medan magnet sehingga arah medan
magnet akan berbelok dan terjadi kebocoran fluks magnetic. Bocoran fluks
magnetic ini akan menarik butir – butir feromagnetic di permukaan sehingga
cacat dapat diperlihatkan.
3.
Uji
Cairan Penetran (Liquid penetran test)
Metode ini sangat sederhana, dimana saat melakukan
pengujian dilakukan penyemprotan dengan cairan warna terang. Tujiannya untuk
mengetahui keretakan atau kerusakan pada material solid baik logam maupun non
logam. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan viskositasnya
yang rendah dengan tujuan cairan ini dapat masuk pada cacat di permukaan
material. Selanjutnya penetran yang tersisa di permukaan material disingkirkan.
Cacat ini akan nampak jelas jika perbedaan warna penetran dengan latar belakang
cukup kontras.
4.
Edy
Current Test
Pengujian ini memanfaatkan prinsip
elektromagnetik. Prinsipnya arus listrik dialirkan pada komponen untuk
membangkitkan medan magnet didalamnya. Jika medan magnet ini dikenakan pada
logam yang akan diinspeksi maka akan terbangkit arus edy. Arus edy kemudian
menginduksikan adanya medan magnet pada kumparan dan mengubah impedansi bila
ada cacat.
5.
Ultrasonic
Inspection
Prinsipnya adalah prinsip gelombang suara
yang dirambatkan pada spesimen. Uji dan
sinyal yang ditransisi atau dipantulkan diamati dan diinterpretasikan.
6.
Radiographic
Inspection
Metode NDT ini digunakan untuk menemukan
cacat pada material dengan menggunakan sinar
x dan sinar gama. Prinsipnya sinar x dipancarkan menembus material yang
diperiksa saat menembus objek sebagian sinar akan diserap sehingga
intensitasnya akan berkurang. Intensitas akhir kemudian direkam pada film yang
sensitif. Hasil rekaman inilah yang akan menunjukkan / memperlihatkan bagian
material yang mengalami cacat.
Sign up for our Newsletter and
stay informed