Diagram TTT
Kurva Pendinginan Diagram TTT
Dari gambar diatas
terlihat bahwa disebelah kiri kurva tidak terjadi deformasi, austenite hanya berubah kestabilan.
Selanjutnya austenite yang sudah
tidak stabil tersebut mengalami dekomposisi secara isothermal. Pada zona A + F + C dari baru
akhirnya berubah struktur campurannya menjadi campuran E + C. pendinginan yang
sangat cepat berpotensi terhadap hyper-eutectoid ukuran butiran
anti kritis yang berubah disamping meningkatkan austenite yang dapat mendukung terbentuknya fase baru seperti
mertensit. Ketika austeint didingikan secara lambat, struktur yang terbentuk
adalah pearlite. Akibat dari laju
pendinginan yang meningkat, maka temperatur transformasi pearlite akan lebih rendah. Mikrosturktur material akan berubah
secara signifikan akibat peningkatan laju pendinginan melalui sebuah pengujian
pemanasan dan pendinginan. Kita dapat mencatat transformasi dari austenite.
Urutan tingkat laju pendinginan dari pendinginan
lambat hingga pendinginan cepat yaitu sebagai berikut: pendinginan dapur, oli, quenching.
Jika pendinginan ini digambarkan diatas diagram TTT, hasil dari struktur dari
waktu yang diperlukan selama transformasi bisa didapat. Gambar dia ats
menunjukkan bahwa daerah kiri dari
kurva transisi menunjukkan daerah austenite stabil pada temperatur diatas ICT,
namun tidak stabil jika berada diabawah temperatur ICT. Kurva sebelah kiri
menandaai awal transformasi dan sebelah kanan menandai transformasi dari austenite menjadi struktur kristal yang
berbeda-beda (transformasi austenite
menjadi pearlite, austenite
menjadi austenite, austenite menjadi bainite)
Potongan Diagram TTT Bagian Atas
Gambar diatas menunjukkan setengah TTT diagram bagian
atas. Sebagaimana ditunjukkan pada gambar, ketika austenite didinginkan dibawah temperatur ICT, austenite bertransformasi menjadi kristal dan austenite tidak stabil.laju pendinginan spesifik bbisa dipilih,
sehingga bisa didpat transformasi austenite
50%, 100% dan sebagainya. Jika laju pendinginan terlalu lambat seperti proses annealing
, laju pendinginan melewati seluruh area transformasi dan hasil akhir dari
proses ini adalah 100% pearlite.
Dengan kata lain, ketika kita menggunakan laju pendinginan lambat, seluruh austenite akan berubah atau
bertransformasi menjadi pearlite.
Jika laju pendinginan melewati bagian tengah dari daerah transformasi. Hasil
akhir dari transformasi adalah 50% pearlite.
Artinya pada laju pendinginan tertentu kita dapat mempertahankan austenite tanpa transformasi menjadi pearlite.
Potongan Diagram TTT Bagian Bawah
Gambar di atas
menunjukkan tipe dari transformasi yang didapat dari laju pendinginan yang
sangat tinggi. Kurva pendinginan akan berhenti pada sebelah kiri dari awal
kurva pendinginan. Pada kurva itu seluruh austenite
akan berubah menjadi martensite. Jika
pendinginan itu tidak terinterupsi pada akhir pendinginan akan didapat austenite.
Proses Pendinginan Lambat (Annealing)
Dari gambar diatas dapat diketahui kurva pendinginan C
menunjukkan proses pendinginan yang lambat seperti pada pendinginan dapur.
Sebuah contoh pendinginan lambat adalah proses annealing, dimana
semua austenite berubah menjadi pearlite sebagai hasil pendinginan
lambat. Terkadang kurva pendinginan menyentuh bagian tengah dari kurva
transformasi yang merupakan daerah austenite
pearlite.
Diagram
TTT
Gambar laju
pendinginan E pada gambar diatas menunjukkan proses laju pendinginan yang
menghasilkan 50% pearlite, 50% martensite karea kurva tepat berada pada batas
tengah antara martensite start, dan martensite finish.
Laju Pendinginan Quenching
Gambar laju pendinginan A dan B menunjukkan 2 proses laju pendinginan cepat. Dalam kasus ini, kurva A akan menyebabkan distorsi tegangan dalam yang lebih tinggi dari dari laju pendinginan B. Hasil akhir dari laju pendinginan adalah austenite. Laju pendinginan dikenal sebagai Critical Cooling Ratio (CCR), didefinisikan sebagai laju pendinginan yang mampu menghasilkan 100%.
Quenching Interupsi
Gambar ini menunjukkan proses quenching terinterupsi (garis horizontal menunjukkan interupsi) dengan cara mencelupkan
material ke dalam larutan garam dan perendaman dilakukan pada temperatur
konstan diikuti dengan proses pendinginan yang melalui daerah Bainite yang
bersiafat tidak sekeras austenite.
Hasil dari laju pendinginan D adalah dimensi lebih stabil, distorsi lebih
kecil, interval stress lebih kecil.
0 komentar:
Post a Comment