Pengujian Bahan
a. Pengujian Destruktive
Pengujian destruktif merupakan pengujian
yang dilakukan terhadap suatu material yang menyebabkan material tersebut
mengalami kerusakan. Macam – macam pengujian destruktive antara lain :
1.
Uji
Kekerasan
Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
kekerasan suatu bahan.
2.
Uji
Tarik
Pengujian ini merupakan proses pengujian
yang biasa dilakukan karena pengujian tarik dapat menunjukkan perilaku bahan
selama proses pembebanan.
3.
Uji
Impact
Pengujian ini merupakan pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui ketahanan impact suatu bahan.
4.
Uji
Lengkung
Pengujian ini merupakan pengujian sifat
mekanik bahan yang dilakukan terhadap spesimen dari bahan, baik bahan yang akan
digunakan pada kontraksi atau komponen yang akan menerima pembebanan lengkung
maupun proses pelengkungan dalam pembentukan.
b. Pengujian Non Destruktive
Pengujian non destruktive (NDT) adalah
aktivitas pengujian atau inspeksi terhadap suatu benda untuk mengetahui adanya
cacat, retak atau discontinuity lain tanpa merusak benda yang akan kita uji
atau inspeksi. Pada dasarnya tes ini dilakukan untuk menjamin bahwa material
yang akan kita gunakan masih aman dan belum melewati damage tolerance.
Pengujian non destruktive dibagi menjadi beberapa macam yaitu :
1.
Uji
Visual
Biasanya metode ini menjadi langkah yang pertama kali di awal dalam NDT.
Metode ini bertujuan untuk menentukan cacat – cacat atau retak permukaan.
2.
Uji
Hyper-eutectoid Magnet
Metode magnetic hyper-eutectoid inspection
(MPI) merupakan pengujian untuk mengetahui cacat permukaan (surface) dan
permukaan bawah (sub surface) suatu komponen dari bahan feromagnetic seperti
besi, nikel, dan cobalt. Dengan menggunakan prinsip magnetisasi, bahan yang
akan diuji akan dialiri arus listrik. Adanya cacat yang tegak lurus dengan
medan magnet akan menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran ini
mengindikasikan adanya cacat pada material. Cara yang digunakan adalah dengan
menaburkan hypereutectoid magnetic di permukaan. Hypereutectoid tersebut akan
berkumpul pada daerah yang mengalami kebocoran medan magnet sehingga arah medan
magnet akan berbelok dan terjadi kebocoran fluks magnetic. Bocoran fluks
magnetic ini akan menarik butir – butir feromagnetic di permukaan sehingga
cacat dapat diperlihatkan.
3.
Uji
Cairan Penetran (Liquid penetran test)
Metode ini sangat sederhana, dimana saat melakukan
pengujian dilakukan penyemprotan dengan cairan warna terang. Tujiannya untuk
mengetahui keretakan atau kerusakan pada material solid baik logam maupun non
logam. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan viskositasnya
yang rendah dengan tujuan cairan ini dapat masuk pada cacat di permukaan
material. Selanjutnya penetran yang tersisa di permukaan material disingkirkan.
Cacat ini akan nampak jelas jika perbedaan warna penetran dengan latar belakang
cukup kontras.
4.
Edy
Current Test
Pengujian ini memanfaatkan prinsip
elektromagnetik. Prinsipnya arus listrik dialirkan pada komponen untuk
membangkitkan medan magnet didalamnya. Jika medan magnet ini dikenakan pada
logam yang akan diinspeksi maka akan terbangkit arus edy. Arus edy kemudian
menginduksikan adanya medan magnet pada kumparan dan mengubah impedansi bila
ada cacat.
5.
Ultrasonic
Inspection
Prinsipnya adalah prinsip gelombang suara
yang dirambatkan pada spesimen. Uji dan
sinyal yang ditransisi atau dipantulkan diamati dan diinterpretasikan.
6.
Radiographic
Inspection
Metode NDT ini digunakan untuk menemukan
cacat pada material dengan menggunakan sinar
x dan sinar gama. Prinsipnya sinar x dipancarkan menembus material yang
diperiksa saat menembus objek sebagian sinar akan diserap sehingga
intensitasnya akan berkurang. Intensitas akhir kemudian direkam pada film yang
sensitif. Hasil rekaman inilah yang akan menunjukkan / memperlihatkan bagian
material yang mengalami cacat.
0 komentar:
Post a Comment