PROSES PENGOLAHAN BIJIH BESI
Bijih besi merupakan bahan baku pembuatan besi yang dapat berupa senyawa
oksida, karbonat, dan sulfida serta tercampur sengan unsur lain misalnya
silikon. Bijih besi diolah dalam tanur atau dapur tinggi untuk menghasilkan
besi kasar. Besi kasar adalah bahan baku untuk pembuatan besi cor (cast iron),
besi tempa (wrought iron), dan (baja (steel). Ketigaa macam bahan itu banyak
dipakai dalam bidang teknik.
Baja adalah logam paduan antara besi dan karbon dengan kadar karbonnya
secara teoritis maksimum 1,7%. Besi cor adalah logam paduan antara
besi dan karbon yang kadarnya 1,7% sampai 3,5%. Besi tempa adalah
baja yang mempunyai kadar karbon rendah.Dilihat dari kegunaannya maka besi dan
baja campuran merupakan tulang punggung peradaban modern saat ini untuk
peralatan transportasi, bangunan, pertanian, dan peralatan mesin.
1. Bahan Dasar Besi
Bahan dasar besi mentah ialah bijih besi yang jumlah persentase besinya
haruslah sebesar mungkin. Besinya merupakan besi oksida (Fe2O4 dan Fe2O3) atau
besi karbonat (FeCO2) yang dinamakan batu besi spat. Pengolahan besi mentah
pada dapur tinggi dilakukan dengan cara mereduksi bijih besi menggunakan kokas,
bahan tambahan, dan udara panas.
Bijih besi didatangkan dari tambang dalam berbagai mutu dan bongkahan yang
tidak sama besar, serta bercampur dengan batu dan tanah liat.Bongkahan bijih
besi dipecah menjadi butiran yang sama besar, dengna ukuran paling besar 60 mm
kemudian dimasukkan ke dalam pemecah bijih melalui kisi-kisi goyang supaya
masuknya sama rata.
Dari mesin pemecah bijih, besi diantar ke tromol magnet dengan sebuah
talang goyang yang lain. Dalam tromol tersebut bijih besi dipisahkan dari
batu-batu yang tercampur.Bijih besi kemudian dimasukkan ke dalam instalasi
penyaring untuk disortir menurut besarnya, selanjutnya dimasukkan ke dalam
sebuah instalasi pencuci.Bijih halus dan butiran yang lebih kecil dari 18 mm
yang datang dari pemecah bijih diaglomir di dalam dapur atau panci sinter.Pada
proses sinter selalu ditambahkan debu bijih yang berjatuhan dari dapur tinggi
dan dari instalalsi pembersih gas supaya dapat diambil besinya.
Di dalam dapur sinter mula-mula diisikan selapis bijih halus dan diatasnya
bijih besi yang akan diaglomir. Bubuk bijih tidak dapat jatuh melalui rangka
bakar karena ditahan oleh bijih halus itu. Apabila isi panci tekah selesai
dikerjakan panci berputar dan massa dijatuhkan ke dalam gerobak melalui pemecah
bergigi yang berputar dan memecah menjadi potongan yang sama besar.
2. Pembuatan Besi Kasar (Ingot)
Bahan utama untuk membuat besi kasar adalah bijih besi. Berbagai macam
bijih besi yang terdapat di dalam kulit bumi berupa oksid besi dan karbonat
besi, diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :
a. Batu besi coklat (2Fe2O3 +
3H2O) dengan kandungan besi berkisar 40%.
b. Batu besi merah yang juga
disebut hematit (Fe2O3) dengan kandungan besi berkisar 50%.
c. Batu besi magnet (Fe2O4)
berwarna hijau tua kehitaman, bersifat magnetis dengan mengandung besi berkisar
60%.
d. Batu besi kalsit atau spat
(FeCO3) yang juga disebut sferosiderit dengan mengandung besi berkisar 40%.
Bijih besi itu dipanggang di dalam dapur panggang agar kering dan
unsur-unsur yang mudah menjadi gas keluar dari bijih kemudian dibawa ke dapur
tinggi diolah menjadi besi kasar. Dapur tinggi mempunyai bentuk dua buah
kerucut yang berdiri satu di atas yang lain pada alasnya. Pada bagian atas
adalah tungkunya yang melebar ke bawah, sehingga muatannya dengan mudah
meluncur kebawah dan tidak terjadi kemacetan.Bagian bawah melebar ke atas
dengan maksud agar muatannya tetap berada di bagian ini. Dapur tinggi dibuat
dari susunan batu tahan api yang diberi selubung baja pelat untuk memperkokoh
konstruksinya. Dapur diisi dari atas dengan alat pengisi.Berturut-turut
dimasukkan kokas, bahan tambahan (batu kapur) dan bijih besi.
Kokas adalah arang batu bara yaitu batu bara yang sudah didestilasikan
secara kering dan mengandung belerang yang sangat rendah sekali. Kokas
berfungsi sebagai bahan bakarnya dan membutuhkan zat asam yang banyak sebagai
pengembus. Agar proses dapat berjalan dengan cepat udara pengembus itu perlu
dipanaskan terlebih dahulu di dalam dapur pemanas udara.
Besi cair di dalam dapur tinggi, kemudian dicerat dan dituang menjadi besi
kasar, dalam bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran
untuk pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah), atau dalam keadaan cair
dipindahkan pada bagian pembuatan baja di dalam konvertor atau dapur baja yang
lain, misalnya dapur Siemen Martin.
Batu kapur sebagai bahan tambahan gunanya untuk mengikat abu kokas dan
batu-batu ikutan hingga menjadi terak yang dengan mudah dapat dipisahkan dari
besi kasar. Terak itu sendiri di dalam proses berfungsi sebagai pelindung
cairan besi kasar dari oksida yang mungkin mengurangi hasil yang diperoleh
karena terbakarnya besi kasar cair itu. Batu kapur (CaCO3) terurai mengikat
batu-batu ikutan dan unsur-unsur lain.
3. Proses Dalam Dapur Tinggi
Prinsip dari proses dapur tinggi adalah prinsip reduksi. Pada proses ini
zat karbon monoksida dapat menyerap zat asam dari ikatan-ikatan besi zat asam
pada suhu tinggi. Pada pembakaran suhu tinggi + 1800oC dengan udara panas, maka
dihasilkan suhu yang dapat menyelenggarakan reduksi tersebut. Agar tidak
terjadi pembuntuan karena proses berlangsung maka diberi batu kapur sebagai
bahan tambahan. Bahan tambahan bersifat asam apabila bijih besinya mempunyai
sifat basa dan sebaliknya bahan tambahan diberikan yang bersifat basa apabila
bijih besi bersifat asam.
Gas yang terbentuk dalam dapur tinggi selanjutnya dialirkan keluar melalui
bagian atas dan ke dalam pemanas udara.Terak yang menetes ke bawah melindungi
besi kasar dari oksida oleh udara panas yang dimasukkan, terak ini kemudian
dipisahkan. Proses reduksi di dalam dapur tinggi tersebut berlangsung sebagai
berikut:
§ Zat arang dari kokas terbakar
menurut reaksi : C + O2 CO2 sebagian dari CO2 bersama dengan zat arang
membentuk zat yang berada ditempat yang lebih atas yaitu gas
CO. CO2 + C → 2CO Di bagian atas
dapur tinggi pada suhu 3000 sampai 8000 C oksid besi yang lebih tinggi diubah
menjadi oksid yang lebih rendah oleh reduksi tidak langsung dengan CO tersebut
menurut prinsip : Fe2O3 + CO → 2FeO + CO2
§ Pada waktu proses berlangsung
muatan turun ke bawah dan terjadi reduksi tidak langsung menurut prinsip : FeO+CO
FeO+CO2
§ Reduksi ini disebut tidak
langsung karena bukan zat arang murni yang mereduksi melainkan persenyawaan zat
arang dengan oksigen. Sedangkan reduksi langsung terjadi pada bagian yang
terpanas dari dapur, yaitu langsung di atas pipa pengembus. Reduksi ini
berlangsung sebagai berikut : FeO + C → Fe + CO.
§ CO yang terbentuk itulah yang
naik ke atas untuk mengadakan reduksi tidak langsung tadi. Setiap 4 sampai 6
jam dapur tinggi dicerat, pertama dikeluarkan teraknya dan baru kemudian besi.
Besi yang keluar dari dapur tinggi disebut besi kasar atau besi mentah yang
digunakan untuk membuat baja pada dapur pengolahan baja atau dituang menjadi
balok-balok tuangan yang dikirimkan pada pabrik-pabrik pembuatan baja sebagai
bahan baku. Besi cair dicerat dan dituang menjadi besi kasar dalam bentuk
balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk pembuatan
besi tuang (di dalam dapur kubah) atau masih dalam keadaan cair dipindahkan
pada bagian pembuatan baja (dapur Siemen Martin).
Terak yang keluar dari dapur tinggi dapat pula dimanfaatkan menjadi bahan
pembuatan pasir terak atau wol terak sebagai bahan isolasi atau sebagai bahan
campuran semen. Besi cair yang dihasilkan dari proses dapur tinggi sebelum
dituang menjadi balok besin kasar sebagai bahan ancuran di pabrik penuangan,
perlu dicampur dahulu di dalam bak pencampur agar kualitas dan susunannya
seragam. Dalam bak pencampur dikumpulkan besi kasar cair dari bermacam-macam
dapur tinggi yang ada untuk mendapatkan besi kasar cair yang sama dan merata.
Untuk menghasilkan besi kasar yang sedikit mengandung belerang di dalam bak
pencampur tersebut dipanaskan lagi menggunakan gas dapur tinggi.
4. Pembuatan Baja Dari Besi Kasar
Besi kasar sebagai hasil dari dapur tinggi masih banyak mengandung
unsur-unsur yang tidak cocok untuk bahan konstruksi, misalnya zat arang
(karbon) yang terlalu tinggi, fosfor, belerang, silisium dan sebagainya.
Unsur-unsur ini harus serendah mungkin dengan berbagai cara.
Untuk menurunkan kadar karbon dan unsur tambahan lainnya dari besi kasar
digunakan dengan cara sebagai berikut :
a. Proses Konvertor :
§ Proses Bessemer untuk besi
kasar dengan kadar fosfor yang rendah.
§ Proses Thomas untuk besi kasar
dengan kadar fosfor yang tinggi.
§ Proses Oksi, proses LD, Kaldo
dan Oberhauser
b. Proses Martin (dapur Siemen
Martin)
§ Proses Martin asam untuk besi
kasar dengan kadar fosfor rendah.
§ Proses Martin basa untuk besi
kasar dengan kadar fosfor tinggi.
c. Dapur Listrik untuk baja
Campuran
§ Dapur listrik busur nyala api.
§ Dapur listrik induksi.
0 komentar:
Post a Comment