1 Prinsip Kerja
Busur
bilah adalah alat untuk pengukuran sudut antara dua permukaan benda ukur dengan
kecermatan lebih kecil dari pada satu derajat.Alat ukur sudut ini penggunaanya
lebih luas dari pada busur baja.
Pada bevel
protractor memilikibilahutamadanlandasan, olehsebab itu bevel protractor dapat berfungsi untuk digunakan mengukur sudut benda ukur dengan berbagai macam posisi.
Untuk hal-hal tertentu biasanya dilengkapi
pula dengan bilah pembantu. Bilah utama dan bilah pembantu bias digeser-geserkan posisinya sehingga
proses pengukuran sudut dapat dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pengukuran yang
betul.
2 Fungsi
Fungsi Busur bilah adalah digunakan untuk pengukuran
sudut antara dua permukaan benda ukur dengan kecermatan lebih kecil dari pada
satu derajat, dapat digunakan busur bilah. Alat ukur sudut ini penggunannya
lebih luas dari pada busur baja.
3 Bagian – bagian
Bagian
– bagianutamapada busur bilah adalah sebagai berikut:
Sumber: Dokumen Pribadi 2015
a. Base
Merupakan
dasaran tempat melekatnya bagian-bagian lain
b. Blade
Alat pengukur kemiringan. Ditempelkan
pada benda yang akan diukur kemiringannya.
c. Main Scale
Tempat penunjukkan perubahan derajat yang terjadi
d. Vernier scale
Menunjukkan
lebih detail mengenai perubahan derajat yang terjadi
e. Acute Angle Attachment
Perangkat tambahan yang digunakan untuk mengapit benda
ukur yang akan diukur kemiringannya dengan blade.
Gambar 2 Busur Bilah
Sumber:
Anonymous 14, 2015
a.
Piringan
Skala Utama
Berupa lingkaran penuh dengan diameter sekitar 55 mm. Permukaan bawah piringan dasar ini
rata, sehingga busur bilah dapat diletakan pada meja rata dengan baik tak bergoyang. Pada tepi permukaan atas terdapat skala dengan pembagian dalam derajat dan diberi nomor dari 00 – 900 – 00 –
900 (skala kiri dan kanan).
b.
Piringan indeks
Mempunyai titik pusat putaran berimpit dengan pusat piringan dasar. Pada piringan ini tercantum garis indeks dan skala nonius sudut
(skala nonius kiri dan kanan),
biasanya dengan kecermatan sampai 5 menit. Kadang dilengkapi dengan pemutar halus atau cermat.
c.
Bilah
utama
Dapat diatur kedudukannya dengan kunci
yang terletak pada piringan indeks. Panjang, lebar dan tebal dari bilah utama, sekitar 150/300 x 13 x 2 mm, dan kedua ujungnya dibua tmenyudut masing–masing sebesar 450 dan 600. Kedua tepi dibuat lurus dengan toleransi kerataan sebesar 0.02 sampai 0.03 mm untuk seluruh panjangnya.
d.
Badan
/ Landasan
Landasan
lingkaran penuh dengan diameter sekitar 55 mm. Permukaan piringan dasar ini
rata, sehingga busur bilah dapat diletakkan pada meja rata dengan baik tak
bergoyang. Pada tepi permukaan atas terdapat skala utama.
e. Kunci Noninus
Kunci Noninus digunakan untuk menyetel skala
noninus.
f. Kunci
Bilah
Kunci bilah digunakan untuk mengunci bilah utama
dengan piringan skala utama.
2.4.4 Cara Mencari Ketelitian
Dalam pembahasan prinsip pembacaan pada busur bilah
sebetulnya tidak jauh berbeda dengan prinsip pembacaan
mistar ingsut, hanya skala utama satuannya dalam derajat sedangkan skala nonius
dalam menit. Yang harus diperhatikan adalah pembacaan skala nonius harus searah
dengan arah pembacaan skala utama.Jadi, harus dilihat ke mana arah bergesernya
garis skala nol dari nonius terhadap garis skala utama. Pembagian nonius
sudut dari 0° sampai 60° terdiri atas sebuah busur sebesar 23° dan terbagi
menjadi 12 bagian yang sama. Jadi 12 bagian = 23°,sehingga 1 bagian = 23°/12 =
1 55’atau 5’lebih kecil dari 2°.
Sebagai
contoh jika busur bilah menunjukkan ukuran sudut sebesar 50° 55’ (lima puluh
derajat lima puluh lima menit). Garis nol skala nonius berada di antara 50 dan
60 dari skala utama, tepatnya antara garis ke 50 dan 51. Ini berarti
penunjukkan skala utama sekitar 50 derajat lebih.Kelebihan ini dapat kita baca
besarnya dengan melihat garis skala nonius yang segaris dengan salah satu garis
skala utama.Ternyata yang segaris adalah garis angka 55 dari skala nonius. Ini
berarti kelebihan ukuran tersebut adalah 55 menit (11 garis di sebelah kiri
garis nol: 11 x 5 menit = 55 menit).
Jadi, keseluruhan pembacaannya adalah 50 derajat ditambah 55 menit = 56
derajat 55 menit (50° 55’).
Sumber: Anonymous 15, (2015)
1.4.5 Kalibrasi Bevel Protaktor
1.
Rapatkan bagian busur derajat dengan mistar.
2. Kendorkan baut pengencang.
3. Tepatkan garis pada mistar tepat pada angka nol pada busur.
4. Kencangkan lagi baut pengencang.
Sumber: Anonymous 16, 2015
2.4.6 Prosedur
Pemakaian
1. letakkan spesimen yang akan diukur sudutnya pada ruang yang
dibentuk antara base dan blade pada bivel
protactor. Pastikan spesimen tersebut sudah tepat dan tidak goyang.
2. kemudian baca ukuran pada skala utama
3. Baca ukuran yang ditunjukkan pada
skala vernier
4. Setelah itu
baru jumlahkan ukuran dari skala utama dan skala vernier.
Sumber: Anonymous 17, 2015
0 komentar:
Post a Comment