Kadar Air Pasir Cetak pada Pengecoran Logam
Definisi dan Fungsi Kadar Air
A.
Pengertian Kadar Air
Kadar air adalah jumlah
air yang terkandung suatu materi, yaitu pasir cetakdinyatakan dalam satuan presentase (%).
Dimana:
·
Kadar Air :
Banyaknya air yang diuapkan. Dinyatakan dalam
presentase (%);
·
Berat Pasir Cetak Awal :
Berat pasir cetak (basah) ditambah air dan bentonite
dalam satuan gram (gr);
·
Berat Akhir :
Berat pasir cetak setelah dipanaskan dengan Moisture
Analyzer dalam satuan gram (gr).
B.
Fungsi Kadar Air
Fungsi
air pada pasir cetak ialah mengaktifkan daya ikat zat pengikat (bentonite) sehingga dapat digunakan
untuk mengikat pasir cetak. Akan tetapi kadar air sebagai aktifator harus pada titik
optimum (takaran yang tepat) agar pasir cetak dapat teraktifasi secara
sempurna. Sebaliknya apabila kadar air melebihi titik optimum maka akan menjadi
air bebas sehingga aktifasi pasir cetak berjalan tidak sempurna.
2 Macam - macam Air
Dalam
konteks air yang mengisi celah – celah butir pasir cetak, air digolongkan
menjadi:
1.
Air Terikat
Air terikat adalah air yang fungsinya sebagai zat yang mengaktifasi bentonite untuk mengikat pasir cetak
2.
Air Bebas
Air bebas adalah yang kehilangan fungsinya sebagain aktifator bentonite sehingga mengisi celah – celah
pada pasir cetak.
3 Pengaruh Kadar Air Terhadap Pengujian
Karakteristik Pasir Cetak
Gambar
Grafik hubungan kadar air dengan
permeabilitas dan kekuatan pasir cetak
Sumber : Surdia dan Chijiwa (1976 : 112)
Pada grafik dapat kita lihat
bagaimana hubungan antara pengaruh kadar air terhadap karakteristik pasir
cetak, diantaranya adalah kekuatan kering, kekuatan basah, dan permeabilitas
pasir cetak.
Pada hubungan
kekuatan basah dengan kadar air, didapati grafik kencederungan menurun dengan
nilai kekautan basah rendah dan kekuatan basah optimal pada titik tertentu.
Pada kadar air rendah didapati kekuatan basah rendah karena bentonitebelum teraktivasi sempurna
karena kadar air yang masih rendah. Pada kadar air yang sesuai didapatkan
kekuatan basah yang optimal karena kadar
bentonitesudah terdistribusi secara
sempurna oleh kadar air yang pas sehingga pasir terikat.Selanjutnya apabila
kadar air terus ditambah kekuatan akan menurun karena banyaknya air bebas
sehingga pasir centak menjadi lembek.
Pada hubungan
permeabilitias pasir cetak dengan kadar air, didapat grafik kencederungan
menurun dengan nilai permeabilitas redah dan permeabilitas optimal pada ttik
tertentu. Pada kadar air rendah didapati permeabilitas rendah karena celah –
celah butiran pasir terisi oleh bentonite
yang belum teraktivasi., kemudian pada kadar air yang sesuai didapat
permeabilitas yang optimal karena kadar air dan kadar bentonite yang sudah pas
sehingga permeabilitas juga optimal. Sedangkan apabila kadar air bertambah,
permeabilitas nya akan menurun karena celah – celah pada pasir cetak diisi oleh
air bebas.
Pada kekuatan
kering didapati grafik yang terus meningkat seiring ditambahkannya kadar air
dikarenakan semakin banyak kadar air menjadikan bentonite menjadi cair
sehinnga bentonite bisa terdistribusi
merata ke celah antar butir pasir. Setelah bentonit yang teraktivasi oleh air
sudah terdistribusi merata, diberi perlakuan panas sehingga air bebas yang
menguap dan menjadikan kekuatan keringnya meningkat.
4 Faktor - faktor yang Mempengaruhi Penguapan
Kadar Air
1.
Waktu Pemanasan
Ketika waktu pemanasan
semakin lama, maka kalor yang terkumpul untuk memanaskan air semakin banyak
sehingga air yang dapat diuapkan semakin banyak. Sebaliknya apabila waktu
pemanasan hanya sebentar, maka kalor yang terkumpul untuk menguapkan air hanya
sedikit sehingga kadar air yang diuapkan hanya sedikit;
2.
Temperatur Pemanasan
Jika temperatur pemanasan
semakin tinggi maka penguapan yang terjadi akan semakin besar. Hal ini
disebabkan oleh kecenderungan air untuk mengubah fase air menjadi fase gas
ketika telah mencapai titik didihnya sehingga kadar air pada pasir cetak
berkurang. Begitu juga sebaliknya ketika temperatur pemanasan rendah maka sulit
mencapai titik didih air dan merubah fase air, sehingga hanya sedikit kadar air
yang diuapkan. Pada praktikum kali ini suhu yang digunakan 110°C;
3.
Luas Penampang Permukaan
Pasir Cetak
Semakin besar luas
penampang permukaan, maka laju penguapan yang terjadi semakin tinggi. Hal ini
dikarenakan pasir yang berkontak secara langsung menerima kalor semakin banyak
sehingga kalor dapat menguapkan air yang berikatan dengan pasir lebih mudah
daripada ketika luas penampang semakin kecil karena ketika luas penampang kecil
kalor juga sedikit sehingga penguapan lebih sulit terjadi;
4.
Ukuran Dimensi
Butiran yang berukuran
besar mempunyai laju penguapan yang lebih tinggi daripada butiran yang
berukuran kecil. Hal ini dikarenakan butiran yang besar mempunyai rongga antar
butir yang semakin besar, sehingga mudah terjadi penguapan. Dari bentuk butiran
yang mempunyai laju penguapan tinggi adalah butiran pasir yang berbentuk bulat
pasirnya dibandingkan butir pasir berbentuk kristal. Hal ini karena butir
bentuk bulat mempunyai rongga - rongga yang lebih besar daripada butir kristal,
sehingga mempunyai sifat mampu alir yang lebih baik dan ketika diberikan kalor,
penguapan lebih cepat terjadi pada butiran pasir bulat;
5.
Kelembaban
Semakin tinggi
kelembaban, maka kadar air yang ada di lingkungan semakin banyak sehingga uap
air di lingkungan akan menjadi jenuh menyebabkan penguapan sulit terjadi.
Sebaliknya jika kelembabannya rendah, maka uap air di lingkungan tidak terlalu
banyak sehingga pada pasir cetak dapat terjadi penguapan;
6.
Tekanan
Tekanan yang berbeda
ketika pengujian kadar air juga mempengaruhi. Pada dataran tinggi dan dataran
rendah terdapat perbedaan tekanan atmosfer yang menyebabkan titik didih pada
air menjadi berbeda. Hal ini berdampak pada penguapan yang dihasilkan. Pada
dataran tinggi air lebih cepat mendidih sehingga lebih mudah menguap, sehingga
penguapan yang dihasilkan lebih banyak.
0 komentar:
Post a Comment