Pasir Cetak - Pengecoran Logam
1. Definisi Pasir
Pasir
adalah partikel granuler dari SiO2,
yang pada prinsipnya 50 – 95 % dari total material pada pasir cetak. Pada macam
- macam pasir cetak, besar butir pasir cetak dapat dibedakan menajdi 3, yaitu:
1.
Ukuran butir rata - rata,
distribusi besar butir, bentuk butir;
2.
Komposisi kimia;
3.
Kemampuan tahan panas.
(Heine,
1976:86)
Tabel Komposisi kimia pasir cetak
Sumber:
Heine, 1976:86
Komposisi kimia pasir yang cocok
sangat diperlukan pada saat melakukan pengecoran logam. Hal ini dikarenakan
pada saat butiran pasir bersentuhan dengan logam cair terjadi peristiwa kimia
dan fisika akibat tingginya temperatur.
Pasir cetak yang lazim digunakan
adalah pasir gunung, pasir pantai, dan pasir silika yang disediakan oleh alam.
Bagian - bagian utama pasir ini adalah SiO2 pasir rata - rata lebih
dari 90 %. Disamping SiO2, komponen senyawa kimia lainnya seperti Al2O3,
T, O2, MgO, dan CaO juga kadang dapat ditemukan dalam kandungan
pasir. Disamping kandungan oksida pada pasair juga ditemui logam bebas, karbon,
dan senyawa alkali lainnya.
2. Macam - macam Pasir
Pasir digolongkan menjadi pasir cetak
alami dan buatan tergantung ikatan tanah liat material tersebut.
A.
Pasir Alami
Pasir alami adalah yang
pertama kali digunakan dengan pengembangan industri pengecoran. Hal ini
dikarenakan persiapan, penganaan, dan penggunaan yang sederhana. Pada pasir
cetak alami dibedakan menjadi pasir yang dapat langsung digunakan dan tidak
dapat langsung digunakan. Contoh pasir yang dapat langsung digunakan adalah
pasir gunung. Contoh pasir yang tidak dapat langsung digunakan adalah pasir
pantai, sungai, danau, dan silika alami.
B.
Pasir Buatan
Pasir buatan banyak
digunakan karena memiliki keuntungan biaya lebih rendah dalam jumlah yang
besar, ketersediaan yang banyak dan memungkinkan reklamasi serta pasir dapat
digunakan kembali. Beberapa contoh dari pasir cetak buatan adalah pasir silika
buatan, chromit, dan zircon.
3. Ukuran dan Dimensi Butiran Pasir Cetak
Ukuran dan dimensi butiran pasir cetak macamnya adalah:
Gambar Ukuran dan dimensi butiran pasir cetak
Sumber : Jain PL (1999:49)
1.
Bentuk Butir Pasir Bulat
(Rounded Grain)
Butiran bulat terbentuk
karena butiran - butiran yang sedang bergesekan berulang - ulang akibat adanya
angin, gelombang ataupun aliran air sehingga menghasilkan bentuk bulat.
a.
Kelebihan
·
Permeabilitasnya tinggi
karena bentuk butiran pasir yang bulat menyebabkan banyak rongga;
·
Jumlah pengikat sedikit
karena siklus kontak antar butiran sehingga menghasilkan bentuk bulat.
b.
Kekurangan
·
Kekuatan kurang baik. Hal
ini dikarenakan sudut kontak pada butir pasir bulat kecil.
2.
Bentuk Pasir Sebagian
Bersudut (Subangular Grain)
Butiran pasir sebagian
bersudut terjadi karena butiran bersudut saling bergerak dan bertabrakan
sehingga sudutnya pecah dan membentuk subangular
grain.
a.
Kelebihan
·
Kekuatan lebih tinggi
dari butir pasir bulat, karena sudut yang ada membuat lebih sulit terjadinya
slip.
b.
Kekurangan
·
Permeabilitasnya lebih
rendah dari pasir bulat, karena rongga antar butir menjadi semakin kecil;
·
Jumlah pengikat lebih
banyak dari butir pasir bulat, karena sudut kontak pada pasir sebagian bersudut
semakin besar.
3.
Bentuk Butir Pasir
Bersudut (Angular Grain)
Butiran bersudut
terbentuk oleh dekomposisi bahan tanpa adanya gesekan.
a.
Kelebihan
·
Kekuatan lebih tinggi
dari butir pasir sebagian bersudut, karena sudut kontaknya lebih besar dari
butir pasir sebagian bersudut.
b.
Kekurangan
·
Permeabilitasnya lebih
rendah dari butir pasir sebagian bersudut karena pasirnya memiliki rongga
bersudut;
·
Jumlah pengikat lebih
banyak dari butir pasir sebagian bersudut karena sudut kontak pada pasir
bersudut semakin besar.
4.
Compound
Bentuk bidangnya memiliki
luas bidang kontak yang sedikit. Pasir compound
merupakan campuran dari pasir bersudut dan sebagian bersudut.
a.
Kelebihan
·
Kekuatan tinggi karena
sudut kontaknya paling besar.
b.
Kekurangan
·
Permeabilitasnya buruk
karena tidak mempunyai rongga antar butiran;
·
Jumlah pengikat banyak
karena sudut kontak paling besar;
·
Rapuh (mudah pecah).
Pada kondisi ideal, jenis butiran
pasir bulat lebih baik daripada butir pasir compound,
karena butiran pasir bulat yang diperlukan lebih sedikit untuk mendapatkan
kekuatan dan permeabilitas tertentu alirnya baik sekali.
4. Distribusi Besar Butir Pasir Cetak
Distribusi
besar butir pasir cetak adalah persebaran butiran pasir atau persentase butiran
pada pasir cetak. Suatu cara ukuran besarnya butiran pasir cetak ditunjukkan
GFN (Grain Finnest Number) merupakan
ukuran kehalusan rata - rata butiran pasir. Makin tinggi angkanya, maka pasir
semakin halus dan daya salur udaranya (permeabilitas) relatif rendah.
Pada
umumnya pasir tidak terdiri dari butiran - butiran dengan ukuran sama. Untuk
mengetahui distribusi dari butir - butir yang mempunyai besar butir yang
berbeda - beda maka dilakukan analisis ayak (sleve analysis). Distribusi ukuran butir pasir dapat dibagi menjadi
4 jenis:
a.
Distribusi ukuran butir
sempit, artinya susunan butir hanya terdiri dari kurang lebih 2 fraksi saja;
b.
Distribusi ukuran butir
sangat sempit, artinya 90 % dari ukuran besar butir terdiri dari 1 fraksi saja;
c.
Distribusi ukuran butir
lebar, artinya susunan butiran terdiri lebih kurang 3 fraksi;
d.
Distribusi ukuran sangat
lebar, artinya susunan - susunan ukuran butir terdiri dari 3 fraksi.
Distribusi butir sampai akan
memberikan permeabilitas yang lebih tinggi dan sebaliknya distribusi ukuran
butir berpengaruh juga pada kekuatan cetakan. Besar butiran yang diinginkan
adalah sedemikian hingga 2/3 dari butiran pasir yang
mempunyai ukuran dari tiga mesh yang berurutan, dan sisanya dari ukuran mesh - mesh yang berikutnya. Jadi lebih baik tidak mempunyai besar butir
yang seragam.(Surdia dan
Chijiwa 1976:111).
Tabel Distribusi AFS number
Sumber : Heine
(1973:103)
Keterangan:
AFS Ne : Nomor Kehalusan Butir Pasir Cetak Standard AFS
Wi : Berat Pasir Pada Ayakan Ke-i
Mi : Pelipat Dari Tabel
Distribusi pasir cetak dari AFS Number untuk ukuran 50 + 1 akan melewati
100 % mesh berukuran 40, akan
melewati 95 % mesh berukuran 50 dan
sisanya akan melewati mesh ukuran 70
dan 100.
Mesh
adalah jumlah lubang per satuan linear inch.
Tabel Distribusi AFS number II
Sumber: Heine (1976:102)
Untuk butiran ukuran pasir yang
ukurannya sama atau lebih besar dari ukuran mesh
maka pasir tersebut tidak dapat lolos dari mesh
tersebut. Sehingga ratio antara ukuran pasir dan ukuran mesh “American Foundry Society”
distandarkan berdasarkan tabel diatas maka mesh
menggunakan satuan micron per inch.
5. Syarat Pasir Cetak
a.
Mempunyai Sifat Mampu
Bentuk
Sifat ini diperlukan agar
dapat menyelesaikan pola dan supaya mampu dibentuk dan diuji sesuai kekuatan
yang cocok, retakan yang dihasilkan harus kuat sehingga tidak mudah rusak
karena dipindah - pindah dan dapat menahan logam cair waktu dituangkan ke
dalamnya;
b.
Permeabilitas Yang Cocok
Pasir cetak harus
mempunyai sifat ini agar bisa menyerap udara yang terjebak dalam coran. Namun
jika terlalu baik, maka logam cair akan ikut masuk ke dalam lubang yang
menyebabkan cacat;
c.
Distribusi Besar Butir
Yang Cocok
Distribusi besar butir
ini akan mempengaruhi hasil coran. Apabila distribusi besar butir pasir kurang
baik dan terlalu padat maka udara akan sulit keluar sehingga akan menyebabkan
cacat coran. Besar butir yang diinginkan 2/3 dari mesh yang berurutan dan sisanya dari
ukuranmesh - mesh yang berikutnya (Surdia
dan Chijiwa 1987:111);
d.
Tahan Terhadap Temperatur
Logam Yang Dituang
Butir pasir dan pengikat
harus memiliki derajat tahan api tertentu terhadap temperatur tinggi karena
pada saat logam cair dengan temperatur tinggi mempunyai daya tumbuk yang
membuat kecepatan alir tinggi.
Tabel Temperatur penuangan berbagai macam logam
Sumber: Surdia dan Chijiwa (1987:109)
e.
Komposisi Yang Cocok
Dalam pembuatan pasir
cetak komposisi antara air, pasir, dan pengikat harus cocok. Air sebagai
aktifator yang dapat mengaktifkan daya ikat pada pengikat sehingga butir pasir
satu sama lainnya akan terikat karena pengikat dapat teraktifasi dengan baik;
f.
Mampu Dipakai Lagi
Dalam pembuatan pasir
cetak hendaknya memiliki bahan yang dapat digunakan kembali sehingga dapat
mengurangi biaya produksi.
6. Pengaruh Distribusi Besar Butir Pasir Cetak
Terhadap Karakteristik Pasir Cetak
1.
Pengaruh Distribusi Besar
Butir Pasir Cetak Terhadap Kekuatan
Jika bentuk butirannya homogen maka kekuatan tergantung
ukuran butirannya. Semakin kecil ukuran butir pada pasir cetak, maka
kekuatannya semakin tinggi. Hal ini dikarenakan lebih banyaknya luas bidang kontak
sehingga kerapatan antar butir tinggi sehingga kekuatannya lebih besar daripada
yang berbutir besar. Sedangkan jika
ukuran butiran pasirnya seragam
maka kekuatannya bergantung pada bentuk
butirnya;
2.
Pengaruh Distribusi Besar
Butir Pasir Cetak Terhadap Permeabilitas
Jika bentuk butirannya seragam, maka
permeabilitasnya tergantung pada ukuran butirnya. Semakin besar ukuran butir
pada pasir cetak maka permeabilitasnya semakin tinggi. Hal ini dikarenakan jika
ukuran butir pasir besar, maka bidang kontaknya akan kecil, sehingga tercipta
rongga - rongga dan kerapatannya rendah. Sedangkan pada pasir dengan butiran ukuran seragam, permeabilitasnya
tergantung pada bentuk butirannya.
0 komentar:
Post a Comment