PENGUJIAN SUMUR
Setelah pemboran sumur selesai dan dilengkapi dengan sub- surface dan surface facilities, aktivitas
selanjutnya adalah well testing untuk mengetahui besar produksi sumur tersebut.
Well testing juga dilakukan pada oil well lama yang masih berproduksi untuk mengetahui apakah masih efisien dan efektif untuk diproduksi, dan faktor-faktor apa saja yang akan timbul, serta langkah-langkah yang harus dilakukan baik jangka pendek atau panjang agar sumur dapat berkesinambungan
menghasilkan fluida.
Pengukuran hasil suatu sumur dapat dilakukan antara lain dengan jalan mengukur produksi sumur tersebut di Stasiun Pengumpul.
Produksi dari suatu sumur yaitu: gas, minyak, air dan sediment dalam jumlah yang sangat kecil. Usaha dan pekerjaan mengukur produksi dari suatu sumur tersebut
dinamakan : Menguji Sumur. Sumurnya sendiri disebut : Sumur Uji, yaitu sumur yang sedang
diuji.
Peralatan di
Stasiun Pengumpul yang dialiri fluida sumur tesebut dinamakan : kemudahan uji.
Well testing
menghasilkan kumpulan data mengenai sejarah dan kelangsungan produksi sumur
(misal: keadaan sumur, formasi, dan korelasi sumur-sumur sekitar) yang dapat
dianalisa untuk perbaikan dan pengembangan sumur.
1.1.
Definisi dan Fungsi Well Testing
Well testing adalah pekerjaan pengujian produksi sumur untuk mengetahui data produksi dari
setiap sumur
(oil, water dan gas) per hari. Data ini penting bagi Petroleum Engineer untuk menganalisa sumur dan formasi secara keseluruhan, apakah
sumur tersebut masih berproduksi dengan baik atau memerlukan well service atau workover job untuk mempertahankan/meningkatkan laju produksi.
Well testing dilakukan dengan 2 (dua)
metoda yaitu:
1)
Manual Well Testing (MWT)
2)
Automatic
Well Testing (AWT).
1.2.
Manual Well
Testing (MWT)
Metoda ini dilakukan oleh Operator dengan menggunakan
perlengkapan secara mekanikal. Well testing dilakukan dengan cara mengalirkan produksi sumur ke dalam test separator/test tank selama periode tertentu,
selanjutnya Operator mengembalikan aliran sumur ke pipa produksi setelah waktu tertentu dan mengukur liquid dalam tanki (test tank) atau membaca indicator level gauge sebagai hasil pengujian.
Berdasarkan selisih level antara ―On‖ dan ―Off‖ test, maka didapat
hasil produksi sumur selama rentang waktu ditentukan
dengan mengalikan hasil selisih level
liquid tersebut dengan faktor besaran tanki. Pada test separator/test tank yang mempunyai
komponen flow dan water cut monitor
(micro computer), pengukuran volume fluida yang
dihasilkan selama pengetesan
dapat dibaca pada flow
meter (vortex meter, turbine
atau PD meter), dan
kadar air dapat dibaca
pada water cut meter (Agar/MFI).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh Operator dalam melakukan well testing yaitu:
1)
Pastikan
semua valve yang terletak sesudah/sebelum
test separator/test tank,
meter, dan transfer pump terbuka
2)
Pastikan tidak ada jumper line terbuka atau fluida dari sumur
lain yang masuk ke test line
3)
Pastikan sumur
tidak
dalam posisi ―On timer‖ serta
pasang Tag Out yang menyatakan
sumur sedang dalam pengujian sehingga
tidak dimatikan selama proses pengetesan
berlangsung
4)
Buka valve di test line secara perlahan-lahan
sampai ± 50% terbuka
dan tutup valve di production
line. Bila valve di production line
telah tertutup sempurna, lanjutkan membuka
valve di test line sampai
full open
5)
Tunggu dan monitor
fluida mengalir beberapa saat ke test line sampai alirannya normal dan flow meter stabil
6)
Lakukan pencatatan jam sebagai ―On test‖ serta angka yang
ditunjukkan flow meter, dan atau
baca indicator level pada test tank
7)
Lakukan
pengambilan data dari wellhead (tubing/casing pressure, temperature dan sample fluida). Centrifuge sample dan hitung BS&W (Basic Sediment and Water)
8)
Check dan monitor
sumur dan well testing facilities selama pengetesan sumur berlangsung untuk memastikan tidak ada kebocoran atau overflow
9)
Kembalikan aliran sumur ke production line sampai normal bila pengetesan telah selesai serta catat jam, angka pada meter atau ketinggian liquida sebagai ―Off test‖
10) Pompakan liquida di dalam test
tank (bila transfer pump tidak bekerja secara otomatis) ke production line
11) Buat laporan dengan menggunakan
form yang telah tersedia
Umumnya setiap oil well minimun dilakukan 2(dua) kali well testing dalam setiap bulan, sedangkan prioritas well testing sumur produksi
biasanya
ditentukan
dengan urutan seperti berikut:
1)
Newwell
2)
Spesial request
3) Sesudah service, stimulasi dan workover
4)
Setelah penggantian SPM (stroke perminute), SL (stroke length), downhole pump
dan pumping unit
5) Regular test (mingguan,
bulanan dan verifikasi/re-test)
6) Well problem (contoh: low and high amphere, low and high production).
1.3.
Komponen Manual Well Testing
1.3.1.
Test header
Merupakan susunan dari beberapa jumper line dan valve yang dihubungkan ke masing-masing test line dan production line. Fungsi dari test header adalah untuk mengarahkan aliran fluida dari sumur ke fasiltas test atau kembali ke production line.
Gambar 1. Test Header
1.3.2.
Test line
Adalah pipa (flow line) yang fungsinya untuk menyalurkan fluida dari sumur ke fasilitas well testing. Ukuran test line ini bervariasi sesuai dengan kebutuhan: jarak sumur dengan well testing facility dan besar produksi dari sumur. Contoh: 3‖, 4‖, 6‖ dan 8‖.
Gambar 2. Test line
1.3.3.
Test tank
Adalah sebuah
bejana penampung yang mempunyai ukuran, volume, faktor dan kapasitas tertentu
serta terpasang pada sarana well testing, untuk menampung serta media ukur
fluida selama proses well testing.
Gambar 3.
Test tank
1.3.4.
Test separator
Adalah two-phase separator untuk memisahkan gas dari fluida yang di hasilkan sumur pada saat well testing, karena bila gas melewati meter dapat menimbulkan high reading. Test separator mempunyai maksimum/ minimum pressure, temperatur dan kapasitas tertentu.
Gambar 4 Test separator
1.4.
Penentuan BFPD, BS&W, BWPD, dan BOPD pada Well Testing
Berikut ini adalah contoh cara menghitung hasil sumur produksi dalam barrel fluid per day (BFPD) yang dilakukan Operator di lapangan berdasarkan well testing. Lama pengetesan sumur produksi sangat tergantung pada fasilitas di lapangan dan besarnya produksi sumur tsb. BWPD dan BOPD dapat dihitung setelah data BFPD dan BS&W diperoleh.
1.5.
Pengujian Sumur
Bagaimana kita menguji suatu sumur itu ?
Pekerjaan menguji suatu sumur dapat kita bagi atas pekerjaan sebagai berikut:
Persiapan uji
a. Siapkan kemudahan uji
b.
Kemudahan uji hendaknya kita periksa dengan teliti dan benar.
c. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan antara lain :
· Katup-katup di manifold dan header.
· Separator dan katup-katupnya.
· Manifold gas dan katup-katup.
· Manifold minyak dan katup-katupnya
· Tangki uji dan katup-katupnya.
d.
Untuk persiapan uji tersebut kita harus memeriksa
peralatan di atas satu persatu dengan teliti.
e.
Pada manifold uji tidak
boleh ada
sumur lain yang masuk,
katup-katup sumur-sumur tersebut semuanya
harus tertutup pada manifold uji itu.
f.
Header uji harus diperiksa dan katup yang menuju ke separator uji harus
terbuka sedangkan katup hubungan singkat atau katup bypass harus keadaan tertutup.
g.
Separator harus diperiksa
apakah ada katup keluaran yang masih tertutup,
ataukah ada katup buangan atau katup
cerat yang
terbuka. Dump valve harus dapat membuka dan menutup dengan baik.
Periksalah bahwa katup hubungan singkat dari dump valve hendaknya dalam keadaan tertutup.
h.
Gas dari separator uji tersebut harus dapat diuji dan harus melalui alat pengukur gas yang disebut Orifice Meter.
i.
Periksalah bahwa gas dari sumur yang akan diuji
melalui orifice meter tersebut dan katup-katup pada orifice meter dan pipanya semuanya dalam keadaan terbuka serta
katup pada manifold gas pertama dalam keadaaan
tertutup. Dengan demikian gas hanya akan mengalir
melalui orifice meter tersebut.
j.
Katup-katup
di manifold minyak (bila ada) harus pula diperiksa
sehingga jangan sampai aliran
minyak yang diuji menyimpang ke tangki lainnya yang
bukan tangki uji dan sebaliknya minyak campur akan masuk ke tangki uji.
k.
Tangki uji harus diperiksa apakah sudah
dikosongkan atau belum dan
bila belum hendaknya
dikosongkan terlebih dahulu. Bila tangki sudah dalam
keadaan kosong maka periksalah bahwa
katup pipa masukkan minyak dalam keadaan
terbuka sedangkan katup ketangki lainnya dalam
keadaan tertutup.
Bila
persiapan uji sudah dilakukan maka dapat diteruskan ke pekerjaan ke dua yaitu
pekerjaan memindahkan sumur yang akan diuji ke header uji yang dilakukan
sebagai berikut :
a.
Buka katup
sumur yang akan diuji
di manifold uji sebesar kurang
lebih seperempat bukaan.
b.
Tutup katup sumur
tersebut yang terbuka di manifold
campur, sebesar kurang lebih setengah sampai tigaperempat bukaan penuh. Pergi ke manifold uji tadi dan bukalah katup sumur tersebut sampai terbuka penuh, kemudian putar berlawanan arah seperempat putaran.
c.
Tutuplah rapat katup di manifold campur
tadi dan kemudian putar berlawanan arah sebanyak
seperempat putaran.
d.
Periksalah katup-katup lain dari sumur tersebut yang
berada digugusan manifold lainnya apakah semuanya sudah dalam keadaan tertutup baik.
Bila pekerjaan memindah sumur tersebut sudah selesai maka pekerjaan lain yang menanti anda masih ada yaitu pekerjaan membilas.
Pekerjaan membilas ini dapat dilakukan mulai dari beberapa menit sampai paling banyak satu jam dan pada umumnya dilakukan antara sepuluh sampai lima belas menit.
Pergunakanlah waktu selama pembilasan tersebut untuk memeriksa kembali kemudahan uji lainnya apakah ada kebocoran ataukah tidak dan sebagainya-dan sebagainya, serta yakin bahwa minyak sumur tersebut masuk kedalam tangki uji.
Pekerjaan terakhir dari rangkaian pembilasan ini yaitu mengukur isi cairan di tangki uji yang bersangkutan dan pengukuran ini biasa dikenal dengan nama: Pengukuran
persediaan awal atau pengukuran stok awal. Ukuran tersebut dicatat pada formulir uji sumur pada deret jam pengukuran.
Periksalah orifice meter cart atau kartu orifis apakah penunjukkan jarum-jarumnya ditengah, tidak terlalu keatas ataupun tidak terlalu ke bawah, serta tinta-tinatnya masih cukup dan tidak buntu. Bila jarum-jarum tersebut buntu atau tintanya habis perbaiki/diisi denga tinta yang
warnanya sudah dianjurkan.
Lama
pengujian suatu sumur berkisar antara 4 jam sampai 24 jam. Untuk sumur-sumur
khusus pengujian ini dapat diperpanjang sampai 2 x 24 jam atau 3 x 24 jam.
Namun jam-jam
uji suatu sumur umumnya berkisar antara : 4 jam; 6 jam; 12 jam; 16 jam; atau 24
jam.
Selama sumur diuji sumur tersebut diukur setiap jamnya. Ukuran-ukuran minyak tersebut harus dicatat pada formulir uji sumur. Tekanan
separator juga harus diperiksa, namun karena tekanan tersebut adalah stabil maka pencatatan tekanan pada formulir tersebut cukup satu kali saja, demikian juga dengan pencatatan nomor sumur , tanggal,
nama dari stasiun pengumpulnya serta nomor
separator dan tangkinya.
Lapangan : Cepu Tengah Stasiun Pengumpul : Turibang
Sumur nomor 186
Tanggal : 10 Agustus
1986
Nomor Tangki : Tangki tes
Jam |
Ukuran |
Rate |
Keterangan |
00.00 |
20 cm + |
|
|
01.00 |
40 cm |
20 |
|
02.00 |
65 cm |
25 |
|
03.00 |
83 cm |
18 |
|
04.00 |
103 cm |
20 |
|
05.00 |
121 cm |
18 |
|
06.00 |
141 cm |
20 |
|
07.00 |
165 cm |
24 |
|
08.00 |
184 cm |
19 |
|
09.00 |
|
|
|
10.00 |
|
|
|
11.00 |
|
|
|
12.00 |
|
|
|
Dari contoh tersebut di atas maka produksi sumur CP 186
dapat dihitung sebagai berikut :
Penerimaan dalam waktu 8 jam, yaitu
penerimaan selama sumur
tersebut diuji, yaitu selisih
antara pengukuran akhir dengan pengukuran awal selama uji tersebut.
Dalam
perhitungan tersebut penerimaan dalam waktu 8 jam sama dengan 184 cm dikurangi
20 cm yaitu 164 cm.
Bila ukuran tangki tersebut adalah 73 liter tiap cm tinggi tangki, maka penerimaan cairan selama satu hari (24 jam)yaitu :
24/3 x 164 cm
x 73 liter/cm = 95776 liter
=
96 m3
0 komentar:
Post a Comment