Reversible dan Irreversible Processes
Proses Mampu Balik dan Proses Tidak Mampu Balik
Hukum kedua termodinamika
menyatakan bahwa tidak ada mesin kalor yang dapat memiliki efisiensi 100
persen. Munculah pertanyaan berapa efisiensi tertinggi yang mungkin bisa di
capai dari sebuah mesin kalor. Sebelum kita bisa menjawab pertanyaan ini, kita
perlu mendefinisikan proses yang dianggap ideal terlebih dahulu, yang disebut
proses reversibel.
Ketika secangkir kopi panas
mendingin, ia tidak akan memanas Kembali dengan mengambil panas yang hilang
dari lingkungan sekitarnya. Jika memungkinkan, lingkungan sekitar, serta sistem
(kopi), akan dikembalikan ke kondisi semula, kondisi dimana kopi panas, hal
tersebut merupakan sebuah prose yang reversible.
Proses reversible didefenisikan
sebagai sebuah proses dimana dapat mengembalikan keadaan tanpa meninggalkan suatu
perubahan di sekitarnya. Artinya, baik system maupun linkungan sekitarnya Kembali
ke keadaan awal pada akhir prosesnya. Hal ini mungkin terjadi jika jumlmah
kalor bersih dan kerja bersih yang dihasilkan antara system dan lingkungan adalah
nol untuk gabungan antara kondisi awal dan kondisi setlah di revers/dikembalikan.
Sebuah proses yang mana tidak mampu mengembalikan keadaan ke kondisi semula
disebut proses irreversible.
Proses reversible
aktualnya tidak terjadi di alam. Mereka hanya hal ideal dari proses yang
sebenarnya. Proses reversible dapat diperkirakan, namun pada aktualnya
hal tersebut tidak akan pernah dapat dicapai. Semua prose yang ada di alam
adalah proses irreversible. Dan yang menjadi pertanyaan adalah, kalau
begitu mengapa kita masih tetap membahas proses reversible yang
merupakan fiktif tersebut. Ada dua alasan. Pertama, mereka mudah dianalisis,
karena suatu sistem melewati serangkaian keadaan ekuilibrium selama proses yang
dapat dibalik; kedua, mereka berfungsi sebagai model ideal di mana proses
aktual dapat dibandingkan.
Engineer lebih tertarik pada
proses reversible karena alat penghasil kerja seperti mesin mobil dan
turbin gas atau uap memberikan pekerjaan paling banyak, dan perangkat yang menggunakan
hasil kerja seperti kompresor, kipas, dan pompa mengkonsumsi paling sedikit kerja
ketika proses reversible digunakandibandingkan menggunakan proses irreversible.
Gambar diatas menjelaskan
perbedaan reversible dan irreversible. Pada aktualnya Ketika keadaan air dikembalikan
ke keadaan semula dengan waktu yang singkat, permukaan air tidak akan bisa
datar, begitu juga proses irreversible.
Proses reversible dapat di
perlihatkan sebagai sebuah batas teoritis untuk sebuah proses irreversible
yang sesuai. Kita mungkin tidak akan pernah bisa memiliki proses yang reversible,
tapi kita pasti bisa mendekatinya. Semakin dekat kita memperkirakan proses reversible,
semakin banyak pekerjaan/usaha yang dapat dihasilkan oleh sebuah mesin atau
semakin sedikit pekerjaan/usaha yang dibutuhkan oleh alat yang menggunakan
hasil usaha dari mesin (contoh : pompa dan kompresor).
Konsep proses reversible mengarah pada definisi efisiensi hukum kedua untuk proses yang sebenarnya, yang merupakan tingkat perkiraan ke proses reversible yang sesuai. Hal ini memungkinkan kita untuk membandingkan kinerja perbedaan peralatan yang dirancang untuk melakukan tugas yang sama berdasarkan efisiensinya. Semakin baik desainnya, semakin rendah irreversibilities-nya dan semakin tinggi efisiensi hukum kedua nya.
0 komentar:
Post a Comment