Karakteristik
geometrik (misalnya: besarnya kelonggaran antara komponen yang berpasangan)
berhubungan dengan karakteristik fungsional. Karakteristik fungsional mesin
tidak tergantung pada karakteristik geometrik saja, tetapi dipengaruhi juga
oleh: kekuatan, kekerasan, struktur metalografi, dan sebagainya yang
berhubungan dengan karakteristik material. Komponen mesin hasil proses
pemesinan bercirikan karakteristik geometrik yang teliti dan utama.
Karakteristik geometrik tersebut meliputi : ukuran, bentuk, dan kehalusan
permukaan.
A.
Penyimpangan Selama Proses Pembuatan
Karakteristik geometrik yang
ideal : ukuran yang teliti, bentuk yang sempurna dan permukaan yang halus
sekali dalam praktek tidak mungkin tercapai karena ada penyimpangan yang
terjadi, yaitu:
- Penyetelan
mesin perkakas,
- Pengukuran
dimensi produk.
- Gerakan
mesin perkakas.
- Keausan
pahat.
- Perubahan
temperatur, dan
- Besarnya
gaya pemotongan.
Penyimpangan
yang terjadi selama proses pembuatan memang diusahakan seminimal mungkin, akan
tetapi tidak mungkin dihilangkan sama sekali. Untuk itu dalam proses pembuatan
komponen mesin dengan menggunakan mesin perkakas diperbolehkan adanya
penyimpangan ukuran maupun bentuk. Terjadinya penyimpangan tersebut misalnya
terjadi pada pasangan poros dan lubang. Agar poros dan lubang yang berpasangan
nantinya bisa dirakit, maka ditempuh cara sebagai berikut.
- Membiarkan
adanya penyimpangan ukuran poros dan lubang. Pengontrolan ukuran sewaktu
proses pembuatan poros dan lubang berlangsung tidak diutamakan. Untuk
pemasangannya dilakukan dengan coba‐coba.
- Membiarkan
adanya penyimpangan kecil yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Pengontrolan ukuran sangat dipentingkan sewaktu proses produksi berlangsung.
Untuk perakitannya semua poros pasti bisa dipasangkan pada lubangnya. Cara
kedua ini yang dinamakan cara produksi dengan sifat ketertukaran.
Keuntungan cara kedua adalah proses produksi bisa berlangsung dengan
cepat, dengan cara mengerja‐kannya secara paralel, yaitu lubang dan poros
dikerjakan di mesin yang berbeda dengan operator yang berbeda. Poros
selalu bisa dirakit dengan lubang, karena ukuran dan penyimpangannya sudah
ditentukan terlebih dahulu, sehingga variasi ukuran bisa diterima asal masih
dalam batas ukuran yang telah disepakati. Selain dari itu suku cadang bisa
dibuat dalam jumlah banyak, serta memudahkan mengatur proses pembuatan.
Hal ter‐sebut
bisa terjadi karena komponen yang dibuat bersifat mampu tukar
(interchangeability). Sifat mampu tukar inilah yang dianut pada proses
produksi modern.
Variasi
merupakan sifat umum bagi produk yang dihasilkan oleh suatu proses produksi,
oleh karena itu perlu diberikan suatu toleransi. Memberikan toleransi berarti
menentukan batas‐batas
maksimum dan minimum di mana penyimpangan karakteristik produk harus terletak.
Bagian‐bagian
yang tidak utama dalam suatu komponen mesin tidak diberi toletansi, yang berarti
menggunakan toleransi bebas/terbuka (open tolerance). Toleransi diberikan pada
bagian yang penting bila ditinjau dari aspek:
- Fungsi
komponen.
- Pperakitan,
dan
- Pembuatan.
B.
Toleransi dan Suaian
Standar ISO 286‐1:1988
Part 1: ”Bases of tolerances, deviations and fits”, serta ISO 286‐2:1988 Part 2: ”Tables of standard
tolerance grades and limit “ adalah merupakan dasar bagi penggunaan toleransi
dan suaian yang diikuti banyak perusahaan dan perancang sampai saat ini.
Toleransi ukuran adalah perbedaan ukuran Control Limit /UCL) dan batas bawah
antara kedua harga batas di mana ukuran atau jarak permukaan/batas geometri
komponen harus terletak (lihat Gambar).
Gambar daerah Toleransi
yaitu antara harga batas atas (Upper Control Limit) dan batas bawah (lower
Control Limit)
Beberapa istilah perlu
dipahami untuk penerapan standar ISO tersebut di atas. Untuk setiap komponen
perlu didefinisikan:
- Ukuran
dasar (basic size).
- Daerah
toleransi (tolerance zone), dan
- Penyimpangan
(deviation).
Ukuran dasar adalah
ukuran/dimensi benda yang dituliskan dalam bilangan bulat. Daerah toleransi
adalah daerah antara harga batas atas dan harga batas bawah. Penyimpangan
adalah jarak antara ukuran dasar dan ukuran sebenarnya.
C.
Suaian
Apabila
dua buah komponen akan dirakit maka hubungan yang terjadi yang ditimbulkan oleh
karena adanya perbedaan ukuran sebelum mereka disatukan, disebut dengan suaian
(fit). Suaian ada tiga kategori, yaitu:
- Suaian
Longgar (Clearance Fit): selalu menghasilkan kelonggaran, daerah toleransi
lubang selalu terletak di atas daerah toleransi poros.
- Suaian
paksa (Interference Fit): suaian yang akan menghasilkan kerapatan, daerah
toleransi lubang selalu terletak di bawah toleransi poros.
- Suaian
pas (Transition Fit): suaian yang dapat menghasilkan kelonggaran ataupun
kerapatan, daerah toleransi lubang dan daerah toleransi poros saling
menutupi.
Tiga jenis suaian tersebut
dijelaskan pada Gambar berikut dibawah ini. Untuk mengurangi banyaknya
kombinasi yang mungkin dapat dipilih maka ISO telah menetapkan dua buah sistem
suaian yang dapat dipilih, yaitu:
- Sistem
suaian berbasis poros (shaft basic system).
- Sistem
suaian berbasis lubang (hole basic system).
Apabila sistem suaian
berbasis poros yang dipakai maka penyimpangan atas toleransi poros selalu
berharga nol (es = 0). Sebaliknya, untuk sistem suaian berbasis lubang maka
penyimpangan bawah toleransi lubang yang bersangkutan selalu bernilai nol (EI =
0).
Beberapa suaian yang terjadi
di luar suaian tersebut dia atas bias terjadi, terutama di daerah suaian paksa
dan longgar yang mungkin masih terjadi beberapa pasangan dari longgar (Loose
Running) sampai paksa (force). Beberapa contoh dapat dilihat pada gamber
diatas.
D.
Cara Penulisan Toleransi Ukuran/Dimensi
Toleransi
dituliskan di gambar kerja dengan cara tertentu sesuai dengan standar yang
diikuti (ASME atau ISO). Toleransi bisa dituliskan dengan beberapa cara:
- Ditulis
menggunakan ukuran dasar dan penyimpangan yang diizinkan.
- Menggunakan ukuran dasar dan simbol huruf dan angka sesuai dengan standar ISO, misalnya : 45H7, 45h7, 30H7/k6.
Toleransi
yang ditetapkan bisa dua macam toleransi (Gambar 15.5), yaitu toleransi
bilateral dan toleransi unilateral. Kedua cara penulisan toleransi tersebut
yaitu a dan b sampai saat ini masih diterapkan. Akan tetapi cara b lebih
komunikatif karena:
- Memperlancar
komunikasi sebab dibakukan secara internasional.
- Mempermudah
perancangan (design) karena dikaitkan dengan fungsi.
- Mempermudah
perencanaan proses kualitas.
Pada
penulisan toleransi ada dua hal yang harus ditetapkan, yaitu:
a. Posisi daerah toleransi terhadap garis
nol ditetapkan sebagai suatu fungsi ukuran dasar. Penyimpangan ini dinyatakan
dengan simbol satu huruf (untuk beberapa hal bisa dua huruf). Huruf kapital
untuk lubang dan huruf kecil untuk poros.
b. Toleransi, harganya/besarnya ditetapkan
sebagai suatu fungsi ukuran dasar. Simbol yang dipakai untuk menyatakan
besarnya toleransi adalah suatu angka (sering disebut angka kualitas).
Contoh: 45 g7 artinya suatu
poros dengan ukuran dasar 45 mm posisi daerah toleransi (penyimpangan)
mengikuti aturan kode g serta besar/harga toleransinya menuruti aturan kode
angka 7.
Catatan: Kode g7 ini
mempunyai makna lebih jauh, yaitu:
- Jika
lubang pasangannya dirancang menuruti sistem suaian berbasis lubang akan
terjadi suaian longgar. Bisa diputar/digeser tetapi tidak bisa dengan
kecepatan putaran tinggi.
- Poros
tersebut cukup dibubut tetapi perlu dilakukan secara seksama.
- Dimensinya
perlu dikontrol dengan komparator sebab untuk ukuran dasar 45 mm dengan
kualitas 7 toleransinya hanya 25 m.
Apabila komponen dirakit, penulisan suatu suaian dilakukan
dengan menyatakan ukuran dasarnya yang kemudian diikuti dengan penulisan simbol
toleransi dari masing masing komponen yang bersangkutan. Simbol lubang
dituliskan terlebih dahulu: H845 H8/g7 atau 45 H8–g7 atau 45/g7.
a. Artinya untuk ukuran dasar 45 mm, lubang
dengan penyimpangan H berkualitas toleransi 8, berpasangan dengan poros dengan
penyimpangan berkualitas toleransi 7. Untuk simbol huruf (simbol penyimpangan)
digunakan semua huruf abjad kecuali I, l, o, q dan w (I, L, O, Q, dan W), huruf
ini menyatakan penyimpangan minimum absolut terhadap garis nol. Hal tersebut
dapat dilihat di Gambar diatas. Besarnya penyimpangan dapat dilihat pada tabel.
b. Huruf a sampai h (A sampai H)
menunjukkan minimum material condition (smallest shaft largest hole).
c. Huruf Js menunjukkan toleransi yang pada
prinsipnya adalah simetris terhadap garis nol.
d. Huruf k sampai z (K sampai Z)
menunjukkan maximum material condition (largest shaft smallest hole).
E.
Toleransi Standar dan Penyimpangan Fundamental
1. Toleransi Standar (untuk
Diameter Nominal sampai dengan 500 mm)
Dalam sistem ISO telah
ditetapkan 20 kelas toleransi (grades of tolerance) yang dinamakan toleransi
standar yaitu mulai dari IT 01, IT 0, IT 1 sampai dengan IT 18. Untuk kualitas
5 sampai 16 harga dari toleransi standar dapat dihitung dengan menggunakan
satuan toleransi i (tolerance unit), yaitu:
Di mana: i = satuan toleransi
(dalam m)
D =
diameter nominal (dalam mm)
Catatan:
Selanjutnya berdasarkan harga satuan
toleransi i maka besarnya toleransi standar dapat dihitung sesuai dengan
kualitasnya mulai dari 5 sampai 16 sebagai berikut.
Sedangkan untuk kualitas 01
sampai 1 dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Kualitas |
IT01 |
IT0 |
IT1 |
Harga dalam um, sedang D
dalam mm |
0,3+0,008D |
0,5+0,012D |
0,8+0,020D |
Untuk kualitas 2,3 dan 4
dicari dengan rumus sebagai berikut.
IT2 = (IT1×IT3)1.5
IT3 = (IT1×IT5)1.5
IT4 = (IT3 ×IT5)1.5
ISO 286 mengimplementasikan
20 tingkatan ketelitian untuk memenuhi keperluan industri yang berbeda yaitu:
a. IT01, IT0, IT1, IT2, IT3, IT4, IT5, IT6.
Untuk pembuatan gauges dan alat‐alat
ukur.
b. IT 5, IT6, IT7, IT8, I9, IT10, IT11,
IT12. Untuk industri yang membuat komponen presisi dan umum.
c. IT11, IT14, IT15, IT16. Untuk produk
setengah jadi (semi finished products).
d. IT16, IT17, IT18 . Untuk teknik
struktur.
2. Penyimpangan Fundamental (untuk Diameter Nominal sampai dengan 3.150 mm)
Tabel. Hubungan proses pemesinan
dengan tingkatan IT yang bisa dicapai
IT yang mungkin bisa dicapai untuk beberapa macam proses dapat dilihat pada Tabel diatas.
Tabel penyimpangan
fundamental untuk ukuran yang lain dapat dilihat pada Lampiran. Proses pemesinan
yang dilakukan ada hubungannya dengan tingkatan toleransi, sehingga dalam
menetapkan besarnya angka kualitas bisa disesuaikan dengan proses pemesinannya.
Ukuran Nominal (mm)/D |
|||||||||||
Dari |
1 |
3 |
6 |
10 |
18 |
30 |
50 |
80 |
120 |
180 |
250 |
Sampai |
3 |
6 |
10 |
18 |
30 |
50 |
80 |
120 |
180 |
250 |
315 |
Tingkatan IT |
Penyimpangan (dalam μm) |
||||||||||
1 |
0,8 |
1 |
1 |
1,2 |
1,5 |
1,5 |
2 |
2,5 |
3,5 |
4,5 |
6 |
2 |
1,2 |
1,5 |
1,5 |
2 |
2,5 |
2,5 |
3 |
4 |
5 |
7 |
8 |
3 |
2 |
2,5 |
2,5 |
3 |
4 |
4 |
5 |
6 |
8 |
10 |
12 |
4 |
3 |
4 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
10 |
12 |
14 |
16 |
5 |
4 |
5 |
6 |
8 |
9 |
11 |
13 |
15 |
18 |
20 |
23 |
6 |
6 |
8 |
9 |
11 |
13 |
16 |
19 |
22 |
25 |
29 |
32 |
7 |
10 |
12 |
15 |
18 |
21 |
25 |
30 |
35 |
40 |
46 |
52 |
8 |
14 |
18 |
22 |
27 |
33 |
39 |
46 |
54 |
63 |
72 |
81 |
9 |
25 |
30 |
36 |
43 |
52 |
62 |
74 |
87 |
100 |
115 |
130 |
10 |
40 |
48 |
58 |
70 |
84 |
100 |
120 |
140 |
160 |
185 |
210 |
11 |
60 |
75 |
90 |
110 |
130 |
160 |
190 |
220 |
250 |
290 |
320 |
12 |
100 |
120 |
150 |
180 |
210 |
250 |
300 |
350 |
400 |
460 |
520 |
13 |
140 |
180 |
220 |
270 |
330 |
390 |
460 |
540 |
630 |
720 |
810 |
14 |
250 |
300 |
360 |
430 |
520 |
620 |
740 |
870 |
1.000 |
1.150 |
1.300 |
Tabel penyimpangan
fundamental untuk ukuran yang lain dapat dilihat pada Lampiran. Proses
pemesinan yang dilakukan ada hubungannya dengan tingkatan toleransi, sehingga
dalam menetapkan besarnya angka kualitas bisa disesuaikan dengan proses
pemesinannya. Tingkatan IT yang mungkin bisa dicapai untuk beberapa macam
proses dapat dilihat pada Tabel.
Tabel. Hubungan proses
pemesinan dengan tingkatan IT yang bisa dicapai.
13 Lambang |
Harga Kekasaran (Ra) dalam um |
N1 |
0,025 |
N2 |
0,05 |
N3 |
0,1 |
N4 |
0,2 |
N5 |
0,4 |
N6 |
0,8 |
N7 |
1,6 |
N8 |
3,2 |
N9 |
6,3 |
N10 |
12,5 |
N11 |
25 |
N12 |
50 |
Tabel berikut di bawah ini
menunjukkan kemampuan proses untuk mencapai harga kekasaran rata‐rata (Ra). Dengan dasar tabel dapat
ditentukan harga kekasaran umum untuk suatu gambar kerja. Misalnya benda kerja
yang akan dikerjakan dengan mesin bubut, dapat dipilih harga kekasaran umum
antara N7 sampai dengan N9.
Tanda
Pengerjaan
- Lambang
dasar (biasanya digambar dengan garis tipis, bersudut 600, tinggi – 4 mm
untuk garis yang pendek dan – 8 mm untuk garis yang panjang.
- Lambang untuk permukaan yang
dikerjakan dengan cara penyayatan, antara lain dengan mesin bubut.
- Lambang
untuk permukaan yang dibentuk tanpa penyayatan, misalnya dicor atau hasil
pembentukan dari pabrik baja, tidak dikerjakan lagi.
Gambar. Lambang Tanda Pengerjaan tanpa
Penyayatan
Tanda
Pengerjaan dan Harga Kekasaran
Kondisi permukaan yang dihasilkan dari suatu cara produksi harus mempunyai kekasaran maksimum N8.
Kondisi permukaan yang
dikerjakan dengan mesin harus mempunyai kekasaran maksimum N9.
Gambar. Lambang Pengerjaan dengan Mesin
Kondisi permukaan harus mempunyai kekasaran maksimum N8 dengan proses yang tidak menghasilkan tatal. Misalnya dirol atau permukaan tersebut tidak dikerjakan lagi (hasil dari pabrik baja).
Gambar. Lambang Pengerjaan tanpa Tatal.
Kondisi permukaan harus
mempunyai kekasaran minimum N6 dan maksimum N8.
Lambang
dengan Perintah Khusus
Proses pengerjaan,
ditempatkan seperti contoh.
Gambar. Proses Pengerjaan
Kelebihan ukuran untuk
proses berikutnya, ditempatkan seperti contoh.
Gambar. Kelebihan ukuran untuk proses
selanjutnya
Arah alur bekas pengerjaan
yang diinginkan.
Gambar. Arah Alur Bekas Pengerjaan
Lambang lengkap (jarang
ditemui pada gambar kerja):
a : Harga
kekasaran (Ra), sebaiknya dengan lambing
b : Cara
produksi
c :
Kelebihan ukuran untuk proses berikutnya
d : Arah
alur bekas pengerjaan
e :
Panjang contoh
f : Harga
kekasaran contoh (dalam kurung)
Penyajian
pada Gambar
Lambang
harus disimpan pada tempat yang jelas terlihat, apabila diputar harus searah
dengan putaran jarum jam, dibaca seperti membaca angka ukur, berlaku prinsip
simetri, cukup satu lambang pada bidang yang sama untuk gambar dengan dua
pandangan.
Penyederhanaan dilakukan
untuk kondisi permukaan dengan harga kekasaran yang sama, disimpan pada tempat
yang mudah terlihat, biasanya di kiri atas gambar setelah nomor bagian.
Kondisi permukaan dengan
harga kekasaran yang berbeda disajikan seperti Gambar. Kondisi permukaan umum
yaitu beberapa kondisi permukaan dengan harga kekasaran yang sama (biasanya
pengerjaannya secara umum, misalnya dibubut) ditempatkan setelah nomor bagian
dan kondisi permukaan khusus ditempatkan dalam tanda kurung juga harus
ditempatkan langsung pada permukaan yang dimaksud. Gambar di sampingnya
merupakan penyederhanaan, kondisi permukaan khusus dicantumkan langsung pada
permukaan yang dimaksud, sedangkan lambang dasar disimpan dalam tanda kurung
setelah kondisi permukaan umum. Kedua gambar mempunyai maksud yang sama.
atau
Untuk proses khusus (akhir) dicantumkan pada garis rantai tebal titik tunggal (gambar).
Harga kekasaran dapat
diwakili dengan huruf jika rumit apabila dicantumkan menurut aturan yang biasa,
seperti gambar berikut ini.
Gambar. Penyederhanaan
Hubungan
antara Harga Kekasaran dengan Biaya Produksi
Diagram
berikut ini memperlihatkan hubungan antara harga kekasaran dengan biaya
produksi, semakin kecil harga kekasaran akan menyebabkan semakin tinggi biaya
produksi, bahkan dapat beberapa kali lipat harganya.
c.
Rangkuman
- Fungsi
dari kondisi permukaan ialah Sebagai instruksi bagi operator untuk
penyelesaian akhir (finishing) untuk pengerjaan suatu permukaan benda
kerja.
- Tanda
pengerjaan adalah lambang bagi suatu perintah proses pengerjaan.
- Harga
kekasaran (Ra) adalah harga kekasaran rata‐rata maksimum yang harus dicapai
oleh suatu proses pengerjaan.
- Lambang
harus dicantumkan pada tempat yang mudah terlihat dengan jelas.
- Untuk
kekasaran umum, pilihlah harga kekasaran yang paling kasar yang masih
dapat memenuhi fungsinya.
- Informasi
mengenai proses pengerjaan, kelebihan ukuran, arah alur bekas pengerjaan,
panjang contoh hanya dicantumkan apabila benarbenar diperlukan.
- Lambang
tidak dicantumkan (tidak berlaku) pada gambar ulir, lubang bor atau hasil
dari punching tool , lubang kontersing atau konterbor untuk dudukan kepala
baut/sekrup.
- Harga
kekasaran maksimum N7 untuk
a) Permukaan yang akan dipasangi seal
(rapat terhadap kebocoran).
b) Permukaan yang bertoleransi mikrometer
(toleransi ISO).
c) Permukaan yang dalam fungsinya akan
bergesekan seperti permukaan roda gigi.
0 komentar:
Post a Comment