THERMAL
HARDENING
Pengertian
pengerasan ialah perlakuan panas terhadap baja dengan sasaran meningkatkan
kekerasan alami baja. Perlakuan panas menurut pemanasan benda kerja menuju suhu
pengerasan, jangka waktu perhentian yang memadai pada suhu pengerasan dan
penyejukan (pengejutan) berikutnya secara cepat dengan kecepatan penyejukan
kritis. Akibat pengejutan dingin dari suhu pengerasan ini dicapailah suatu
keadaan paksa bagi stuktur baja yang merangsang kekerasan baja. Oleh karena
itu, proses pengerasan ini disebut pengerasan kejut.
Pengerasan
termal terdiri dari 3 tahap, yaitu pemanasan, pengejutan dan penemperan. Pengerasan
pada baja, di bagi menjadi 3. Yaitu pengerasan baja bukan paduan, pengerasan
baja perkakas yang dipadu dan pengerasan baja kerja cepat (baja sayat cepat).
Berikut ini ini adalah penjelasan untuk pengerasan baja bukan paduan.
a.
Pemanasan
Pada pemanasan berlangsungperalihan
wujud struktur tepat mengikuti diagram besi zat arang. Suhu pengerasan untuk
kandungan Carbon hingga 0,84% terletak pada kira-kira 30 derajat C di atas suhu
peralihan wujud.
Pemanasan menuju suhu pengerasan
harus dilakukan bertahap (pemanasan pendahuluan dan pemanasan akhir) agar
supaya tegangan pemanasan sedapat mungkin tetap rendah. Pada pemanasan
pendahuluan yang terjadi secara perlahan-lahan dan dalam pada itu menembus
sampai ke inti. Pada pemanasan sebuah benda kerja, pertama tama pojok yang
menjulur menjadi panas, kemudian pinggiran, setelah itu bidang dan akhirnya
intinya.
Pemanasan akhir menuju suhu
pengerasan harus berlangsung cepat untuk mencegah rongga terak, penyerapan
arang permukaan dan pembentukan butiran kasar. Juga di dalam daerah ini,
kenaikan suhu sedapat muungkin harus berlangsung merata ke inti.
b.
Penyejukan (Quenching)
Setelah benda kerja hingga intinya memperoleh suhu
pengerasan yang tepat secara meyakinkan, maka benda kerja itu disejukkan dengan
cepat. Akibatnya, keadaan larutan padat (austenit) tetap dipertahankan hingga
mencapai suhu yang sedemikian rendahnya hingga terbentuk martensitsuhu
pembentukan martensit akan semakin rendah bila semakin tinggi kandungan zat
arang.
Beberapa contooh media quenching yaitu :
· Air : Murah serta
sistemnya sederhana. Kekurangannya ia mudah membentuk selimut uap yang menutupi
permukaan komponen, sehingga menghasilkan pedinginan tidak seragam dipenampang
permukaan yang luas. Pemanfaatannya terbatas pada industri perlakuan panas.
Eliminasinya di tambahkan Na/Ca Chloride, membutuhkan closed system.
· Larutan polimer : Kemampuan
pendinginan (H) diantara oli dan air. Memerlukan close control karena
konsentrasinya mudah berkurang.
·
Oli : Kemampuan pendinginan tidak sebaik air, tetapi lebih disenangi. Dengan
penambahan additive kemampuan pendinginan (H = cooling power) dapat
ditingkatkan lebih dari 0,4 s/d 1.
·
Lelehan garam : Paling umum digunakan sbagai media pendingin dikarenakan dapat bekerja
pada rentang temperatur yang besar (150 °C s/d 595 °C, atau bahkan lebih).
Dikarenakan karakter tersebut lelehan garam banyak digunakan untuk delayed
quenching seperti: kuens intermediate, kuens isotermal / holding pada
berbagai temperatur.
c.
Penemperan
Benda kerja telah menjadi sangat keras dan
getas akibat pengejutan. Dalam keadaan ini benda kerja tidak berguna untuk
banyak tujuan penggunaan, karena beban yang kecil saja sudah dapat
mengakibatkan pecah. Dengan penemperan, tegangan dan kegetasan diperlunak dan
kepada baja diberikan kekerasan pakai yang diperlukan untuk penggunaanya.
Penemperan harus di selenggarakan segera
setelah pengejutan karena tegangan kekerasan pada umumnya baru timbul beberapa
saat setelah pengejutan dan mengakibatkan pecah. Dengan penemperan secara cepat
dapat di hindarkan terjadinya retak kekerasan yang akan timbul setelah pengejutan.
Jika penemperan tidak dapat langsung mengikuti pengejutan maka bahaya
pembentukan retakan dapat dikurangi dengan jalan memasukan benda kerja ke dalam
air atau minyak yang mendidih untuk beberapa jam lamanya.
0 komentar:
Post a Comment